Menko Boediono Akui Pembangunan Ekonomi Belum Berhasil
Reporter
Editor
Senin, 22 Oktober 2007 14:44 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Koordinator Perekonomian Boediono mengakui angka pengangguran masih tinggi akibat kinerja perekonomian yang belum memuaskan."Saya kira angka (penganguran) memang masih tinggi. Itu harus kita tangani dengan pertumbuhan ekonomi," kata dia pada wartawan di Istana Merdeka Jakarta, Senin (22/10).Beberapa kalangan menilai, selama tiga tahun pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono belum berhasil memperbaiki perekonomian. Hal itu ditandai dengan masih tingginya angka pengangguran dan kemiskinan. Namun, dalam bidang demokrasi, pembangunan politik, dan pemberantasan korupsi, pemerintahan Yudhoyono dianggap telah berada di jalur yang benar.Pasangan SBY-JK menjanjikan menurunkan penganguran dan orang miskin dalam lima tahun. Angka penganguran dipatok 5,1 persen dari jumlah penduduk. Sedangkan jumlah penduduk miskin ditargetkan hanya tinggal 8 persen. Laporan Badan Pusat Statistik per Maret 2007 menyebutkan, jumlah penduduk miskin adalah 37,17 juta orang. Angka ini setara dengan 16,58 persen dari total penduduk Indonesia yang tercatat 224,177 juta orang. Jumlah penduduk miskin atau penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan ini hasil penurunan 2,13 juta orang dibandingkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2006 yang berjumlah 39,30 juta atau 17,75 persen dari jumlah total penduduk Indonesia saat itu, sebanyak 221,328 juta orang.Menurut Boediono, satu-satunya jalan mengurangi pengangguran dan kemiskinan adalah dengan mendorong investasi untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, dia mengakui masih banyak kendala yang menghambat investasi. Terutama memperbaiki iklim investasi dan perijinan. Dia memastikan, pemerintah terus berusaha memperbaiki iklim investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan.Dia yakin angka pertumbuhan ekonomi 6,3 persen tahun ini tercapai. Akan tetapi dia memperingatkan kenaikan harga minyak yang terus menerus juga akan berdampak pada ekonomi nasional.l SUTARTO