Perry Warjiyo Sebut BI Mungkin Menaikkan Lagi Suku Bunga

Jumat, 15 Juni 2018 17:00 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan perkembangan kebijakan bank sentral luar negeri seperti Federal Reserve (The Fed) dan European Central Bank (ECB) bakal menjadi bahasan utama dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 27-28 Juni 2018.

Menurut Perry, tak tertutup kemungkinan BI menaikkan kembali suku bunga atau BI 7-Day Repo Rate, seperti yang telah dilakukan sebelumnya. "Bisa dalam bentuk kebijakan suku bunga, dan mungkin diikuti juga dengan relaksasi kebijakan makroprudensial dalam bentuk LTV (Loan to Value). Tapi konkritnya nanti akan kami umumkan," ucapnya saat mengelar open house di rumahnya, Jalan Patiunus Nomor 4, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Juni 2018.

Baca: Keputusan The Fed, Pengamat: BI Belum Perlu Menaikkan Suku Bunga

Sepanjang bulan Mei 2018, kan dua kali menaikkan BI 7-Day Repo Rate. Masing-masing kenaikan tersebut diputuskan sebesar 25 basis poin (bps). Adapun, BI 7-Day Repo Rate kini telah ditetapkan sebesar 4,75 persen sesuai hasil RDG bulanan pada 17 Mei dan RDG 30 Mei lalu.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo bersiap memberikan keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur tambahan di kantor pusat BI, Jakarta, 30 Mei 2018. Bank Indonesia memutuskan kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7-days repo rate 25 basis poin menjadi 4,75 persen untuk mengantisipasi risiko eksternal terutama kenaikan suku bunga acuan kedua The Fed pada 13 Juni mendatang. TEMPO/Tony Hartawan

Menaikkan suku bunga bukan satu-satunya opsi. Perry mengatakan RDG nanti akan membahas semua langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi, khususnya rupiah. "BI siap melakukan langkah kebijakan pre emptive, front loading, dan a head de curve dalam menyikapi perubahan arah kebijakan khususnya moneter dari The Fed dan ECB," katanya.

Bank sentral Amerika Serikat, The Fed, tengah menjadi sorotan terkait kenaikan suku bunga baru-baru ini. Kenaikan kali ini mengkonfirmasi spekulasi banyak ekonom yang memperkirakan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali dalam satu tahun.

Perry mengatakan langkah-langkah konkrit lanjutan akan diputuskan usai RDG. Menurut Perry, BI juga tengah memantau arah kebijakan ECB, khususnya pengurangan quantitative easing mulai bulan September 2018.

DIAS PRASONGKO

Berita terkait

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

11 jam lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

9 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

10 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

11 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

12 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya