Survei: Order Fiktif Banyak Dilakukan Ojek Online Sepeda Motor

Kamis, 7 Juni 2018 16:47 WIB

Sejumlah pengemudi ojek online yang tergabung dalam Gabungan Aksi Roda Dua Indonesia (Garda) bersorak sembari membentangkan spanduk saat menggelar aksi unjuk rasa, di depan gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, 23 April 2018. TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Development of Economics and finance (lNDEF) melakukan sebuah survei mengenai order fiktif yang dilakukan dalam industri ride-hailing atau transportasi online berbasis aplikasi. Direktur Program Indef, Berly Martawardaya mengatakan dalam survei tersebut Indef menemukan bahwa sebanyak 61 persen pengemudi ojek online mengetahui rekannya melakukan order fiktif.

"Dari jumlah tersebut ternyata paling banyak dilakukan oleh pengemudi ride-hailing yang menggunakan sepeda motor," kata Barely saat menyampaikan hasil survei dalam acara diskusi publik bertajuk "Mengurai Fenomena Order Fiktif di Transportasi Online" di Kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis, 7 Juni 2018.

Baca: Demo Ojek Online Tuntut Kenaikan Tarif, Begini Pesan Kapolda

Barely menjelaskan survei ini dilakukan dengan metode convenient sampling dan melibatkan sebanyak 516 pengemudi sebagai responden. Metode tersebut dipilih karena Indef tak bisa menemukan jumlah populasi yang pasti pengemudi transportasi online di Indonesia. Survei dilakukan sepanjang 16 April 2018 hingga 16 Mei 2018 di Jakarta, Bogor, Semarang, Bandung dan Yogyakarta.

Baca: Jadi Korban Hoax Jaringan ISIS, Ojek Online Desak Polisi Cari Pelaku

Menurut Barly, hasil survei juga menemukan bahwa ada sebanyak 54 persen ojek online melakukan oder fiktif untuk mengejar insentif yang dijanjikan perusahaan bila mencapai target. Barly juga menjelaskan bahwa melakukan tindakan curang order fiktif dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GPS palsu.

"Dalam hal ini untuk memalsukan perjalanan dan menyesaikan perjalanan tanpa harus benar-benar membawa penumpang dan mencurangi sistem," kata Barly.

Baca: Jadi Korban Hoax Jaringan ISIS, Ojek Online Desak Polisi Cari Pelaku

Menurut Barly, dari hasil survei ditemukan pula bahwa hampir semua mitra pengemudi sebanyak 81 persen mengaku mendapat order fiktif setiap minggunya. Selain itu, hasil survei juga menemukan bahwa satu dari tiga mitra pengemudi ojek online atau sekitar 37 persen mengaku mendapat order fiktif setiap harinya.

Barly menuturkan bahwa praktik order fiktif atau yang dikenal sebagai opik ini dinilai merugikan perusahaan ride-hailing atai operator platform. Selain itu, hal ini juga memberikan dampak pada penghasilan para mitra pengemudi yang bekerja dengan jujur juga terdampak oleh perilaku ini.

Berita terkait

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

3 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

13 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

26 hari lalu

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini menjadi momen terakhir bagi Presiden Jokowi. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Jokowi?

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

26 hari lalu

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

Presiden Jokowi membagikan 1.000 paket sembako untuk para pengemudi ojek online di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

28 hari lalu

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor mengatakan pembahasan tentang tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (Ojol) dibahas setelah Lebaran

Baca Selengkapnya

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

31 hari lalu

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

Perusahaan menolak memberi THR untuk pengemudi ojek online atau Ojol. SPAI menyebut insentif yang ditawarkan perusahaan tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

34 hari lalu

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

Analis ketenagakerjaan memandang pekerja ojek online dan kurir seharusnya memperoleh THR Lebaran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

34 hari lalu

SPAI Tolak Bingkisan hingga Bonus Hari Raya untuk Ojol: Insentif Bukan THR

Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) menolak segala bentuk insentif dari aplikator untuk pengemudi ojek online (ojol) dan kurir logistik.

Baca Selengkapnya

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

37 hari lalu

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

Gojek dan Grab menolak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudinya. Menurutnya, ada insentif lain. Apa tuntutan driver ojol?

Baca Selengkapnya