Kisruh Data Impor Beras, Ini Penjelasan Menteri Darmin

Rabu, 23 Mei 2018 10:32 WIB

kapal MV. Vinh Hung kapal pengangkut enam beras impor Vietnam akhirnya bersandar di Pelabuhan Indah Kiat Merak Banten, 14 Februari 2018, sejumlah pekerja melakukan bongkar muatan enam ribu ton beras.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution akhirnya angkat bicara terkait dengan persoalan beras yang terjadi saat ini. Hal tersebut dilakukan untuk menjawab masalah seputar impor beras yang dinilai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidak sesuai dengan data serta rencana tambahan impor tahun ini.

Darmin menceritakan, pada 2015, ada peristiwa El Nino yang membuat petani kesulitan melakukan panen. Atas dasar analisis tersebut, pemerintah kemudian memutuskan membuka keran impor sekitar 1,5 juta ton. "Waktu itu yang bisa kita realisasi hanya 600 ribu-650 ribu ton. Jadi sisanya dilakukan pada 2016," katanya, Selasa, 22 Mei 2018.

Baca: JK Dukung Impor Beras: Lebih Baik Berlebih Ketimbang Kurang

Terkait dengan persoalan data, menurut Darmin, memang masih memungkinkan ada perbedaan antara satu instansi dan yang lain. Perbedaan data ada meskipun tiap instansi sama-sama menggunakan peta digital.

Selain itu, kata Darmin, waktu panen raya yang berubah setiap tahun menjadi salah satu kendala. Pada masa panen raya tersebut, pasokan beras di Indonesia seharusnya akan mampu memenuhi kebutuhan lima sampai dengan enam bulan.

Advertising
Advertising

Sayangnya, pada 2016, panen terjadi pada Maret, sedangkan panen pada 2017 terjadi pada April. Selanjutnya, di tahun ini, panen terjadi pada dua periode waktu, yakni sebagian Maret dan sebagian lagi April.

Artinya, menurut Darmin, ada perubahan-perubahan di dalam pola tanam yang membuat produksi beras berubah. "Tidak mengikuti kurva yang biasa," tuturnya. Walhasil, pembelian beras Bulog dari dalam negeri itu tidak setinggi tahun-tahun lalu.

Ihwal tambahan impor 500 ribu ton beras saat ini, Darmin menyebutkan hal tersebut berdasarkan pada perhitungan untuk mengamankan stok beras nasional. Saat ini, stok Bulog hanya sekitar 800 ribu ton. Jika ditambah impor, hanya menjadi 1,3 juta ton.

Padahal, kata Darmin, pemerintah berharap pembelian Bulog hingga Juni mendatang mencapai 2,2 juta ton. "Nah, kalau sampai Mei ternyata hanya 800 ribu ton, kita terus mau apa dengan angka-angka itu?"

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan menyebutkan pemerintah akan kembali membuka keran impor beras 500 ribu ton. Kementerian Perdagangan pun memberikan batas impor kepada Bulog sepanjang April-Juli 2018.

Izin impor beras tahap kedua, kata Oke, dikeluarkan saat rapat koordinasi terbatas di Kementerian Koordinator Perekonomian. Namun ia tidak ingat kapan persisnya rapat tersebut berlangsung. "Rakortasnya kira-kira satu sampai dua minggu yang lalu," katanya, 15 Mei lalu.

Oke pun memberikan beberapa opsi kepada Bulog ihwal negara yang akan mengimpor beras, seperti Vietnam, Thailand, Myanmar, Kamboja, India, dan Pakistan. Menurut Oke, impor beras dilakukan untuk menekan harga pasar yang masih tinggi. "Terserah Bulog, pokoknya kami batasi sampai bulan Juli impornya sebanyak 500 ribu ton," ujarnya.

BISNIS

Berita terkait

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

10 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

12 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

13 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

13 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

14 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

15 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

15 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

15 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

24 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

24 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya