Jalan Tol Trans Jawa Beroperasi, YLKI: Macetnya Bisa Lebih Parah
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 20 Mei 2018 16:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, beroperasinya jalan Tol Trans Jawa dari Merak hinggaSurabaya akan meningkatkan volume lalu lintas. Menurut Abdi, kemacetan di jalan tol pada musim mudik Lebaran 2018 bisa lebih parah dari tahun sebelumnya.
"Pemudik akan bereuforia menggunakan jalan tol Transjawa sebagai jalur utama, apalagi diberikan diskon tarif tol," kata Abdi dalam keterangan tertulis, Ahad, 20 Mei 2018.
Selain tingginya volume lalu lintas, kemacetan di jalan tol juga dipicu oleh keberadaan rest area. Untuk menghindari kemacetan di rest area, Abdi mengatakan diperlukan management traffic yang cerdas dan kreatif.
YLKI meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Perhubungan, Korlantas Mabes Polri, pengelola tol, dan dinas perhubungan mengaudit keandalan rest area jalan tol untuk mudik Lebaran 2018.
Pertama adalah memastikan akses air bersih cukup untuk toilet umum, khususnya toilet perempuan. Untuk menghindari antrean mengular, pengelola perlu menyediakan portabel toilet.
"Maksimum antrean di toilet perempuan seharusnya tidak lebih dari lima orang. Antrean panjang itulah yang memicu pemudik menjadi lebih lama berada di rest area," kata Abdi.
Audit kedua, memastikan toilet bersih disertai keberadaan petugas jaga. Selain itu, menurut Abdi, perlu disampaikan kepada pengguna jalan Tol Trans Jawa apakah toilet itu gratis atau berbayar.
Ketiga, YLKI meminta disediakan musala tambahan jika diperlukan. Sebab antrean tak hanya terjadi di toilet, melainkan juga terjadi di musala atau masjid rest area. "Hal ini juga menjadi pemicu kepadatan traffic di rest area, dan akhirnya memicu kemacetan," katanya.
YLKI juga meminta pemerintah memastikan tidak terjadi antrean panjang saat mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Terakhir menurut YLKI, melakukan sistem buka tutup di rest area di jalan tol yang sudah melebihi kapasitas. Terakhir, mengontrol harga makanan dan minuman warung di rest area.