Bantah Abaikan Gizi Buruk Papua, Jokowi Unggah Video di Facebook

Sabtu, 19 Mei 2018 14:40 WIB

Presiden Jokowi (kedua kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kanan), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kanan) dan sejumlah pejabat daerah setempat meninjau proyek pembangunan Jembatan Holtekamp di Jayapura, Papua, 12 April 2018. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini mengunggah ulang video dari Kementerian Keuangan tentang gizi buruk di Papua melalui akun resmi Facebook-nya. Dalam video yang diunggah pada Jumat, 18 Mei 2018, Jokowi meluruskan isu tentang pemerintah yang seolah mengedepankan pembangunan infrastruktur di Papua dan mengabaikan masalah gizi buruk serta kesehatan warganya.

Dalam kata pengantar sebelum video tersebut, Jokowi menyebutkan pemerintah telah membangun jalan-jalan dan jembatan, tapi rakyat Papua juga butuh makanan. "Mana yang didahulukan, infrastruktur atau makanan? Sebuah diskusi singkat di ruang kuliah tentang ekonomi makro memberi jawaban soal ini," ujarnya dalam kolom keterangan video. Hingga kini, video tersebut setidaknya sudah ditonton 333 ribu kali.

Baca: Alasan DPR Minta Jokowi Bentuk Badan Pangan Nasional

Dalam video berdurasi enam menit itu, penjelasan mengenai penanganan persoalan gizi buruk dan infrastruktur di Papua dijelaskan melalui percakapan seorang dosen dan mahasiswanya. Sang dosen saat itu tengah mengisi kelas bertajuk ekonomi makro sebelum salah satu mahasiswanya menyuarakan pendapatnya tentang masalah gizi di Papua.

Mahasiswa tersebut berpendapat arah pembangunan pemerintah tidak tepat sasaran karena hanya menyasar infrastruktur. Sedangkan warganya menderita gizi buruk dan sejumlah masalah kesehatan lain.

Advertising
Advertising

Dosen tersebut kemudian meminta pendapat mahasiswa lain. Seorang mahasiswa lain lalu menjelaskan, pembangunan infrastruktur di Papua memiliki manfaat yang lebih besar, yakni memberikan kemudahan akses. Sebab, selama ini, banyak daerah di Papua yang terisolasi sehingga sulit menerima bantuan berupa bahan pangan dan obat-obatan.

Dosen itu lalu mengatakan cara pandang penduduk perkotaan, terutama Jakarta, yang membentuk pemikiran bahwa pembangunan infrastruktur tidak patut dikedepankan. Sebab, warga Jakarta terbiasa dengan pembangunan infrastruktur. Hal itu menyebabkan pemikiran bahwa solusi penanganan gizi buruk dan kesehatan di Papua satu-satunya dengan mengirimkan stok makanan dan obat-obatan.

Mahasiswa yang kritis tersebut segera meminta maaf atas pemikirannya. Video itu kemudian ditutup dengan pernyataan dosen yang menyebut bahwa berpendapat itu bebas karena Indonesia adalah negara demokrasi, bukan tirani.

Video itu mendapat dukungan dari netizen. Hingga berita ini ditayangkan, tercatat 9.685 warganet yang membagikan video, 1.300-an memberikan komentar, dan 20-an ribu memberikan emoji.

Berbagai komentar positif membanjiri video yang diunggah pada Kamis lalu tersebut. “Benar juga, sebanyak apa pun kebutuhan yg sudah terkumpulkan nggak bakalan nyampai klo daerah tersebut tertutup dari jangkauan. Jalan itu amat penting utk mempermudah pengiriman bahan pangan serta obat2an,” kata salah satu warganet bernama Marlia Hardy dalam kolom komentar.

Klo niatnya utk cari simpati dan memenangkan pilpres, pasti pilih membantu menyelesaikan gizi buruk, stok makanan, dan obat2an di Papua, krn itu langsung keliatan dan orng bakal lebih simpatik liatnya. Tp Pakde memilih membangun infrastruktur di Papua sbg pondasi awal perekonomian dan kemajuan Papua,” ujar Afrizal Sona, warganet lain.

Video ini memiliki beberapa kemiripan dengan peristiwa "kartu kuning" yang diajukan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Zaadit Taqwa kepada Jokowi beberapa waktu lalu. Menurut dia, peluit dan kartu kuning itu menjadi peringatan kepada Jokowi.

Sebab, saat ini masih banyak isu yang membuat masyarakat resah. Beberapa yang menjadi sorotan adalah masalah gizi buruk suku Asmat, dwifungsi Kepolisian RI/Tentara Nasional Indonesia, serta peraturan Kementerian Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi tentang organisasi mahasiswa.

Persoalan gizi buruk di Asmat beberapa waktu lalu memang sempat menyita banyak perhatian. Kinerja Presiden Jokowi pun jadi sorotan. Data Kementerian Kesehatan menyebutkan terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di sana. Selain itu, ditemukan 25 anak suspect campak serta empat anak terkena campak dan gizi buruk.

Berita terkait

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Tiga Arahan Jokowi untuk Sinkronisasi Rencana Kerja Pemerintahan Prabowo-Gibran

Presiden Jokowi juga mengatakan RKP harus didasarkan pada hasil dengan memperhatikan return ekonomi yang dihasilkan.

Baca Selengkapnya

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

2 jam lalu

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

Eks Menteri ESDM, Arcandra Tahar tersangkut soal kewarganegaraan ganda hingga dicopot dari jabatan. Kkemudian diangkat Jokowi lagi jadi wakil menteri.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

2 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

2 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

2 jam lalu

Top 3 Hukum: Penjelasan Ketua RW Soal Pengeroyokan Mahasiswa Universitas Pamulang, TPNPB-OPM Rampas Ponsel dan Laptop

Pengeroyokan terhadap sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang itu terjadi ketika mereka beribadah doa rosario.

Baca Selengkapnya

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

3 jam lalu

Polisi Usut Perayaan Kelulusan Siswa SMA Dogiyai Pakai Atribut Bintang Kejora

Foto dan video konvoi siswa berseragam motif bintang kejora beredar di media sosial.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

15 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

15 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

15 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

15 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya