Bunga Acuan Bank Indonesia Diprediksi Naik Dua Kali

Kamis, 17 Mei 2018 07:00 WIB

(Ki-ka) Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, serta Ketua Dewan Komisaris Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso saat konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, 11 Mei 2018. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia semakin dekat. Sejumlah ekonom memprediksi suku bunga akan segera beranjak dari posisinya saat ini di level 4,25 persen. Bank Indonesia hari ini mengumumkan keputusan nasib bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate setelah menjalani rapat dewan gubernur (RDG) dan mengevaluasi perkembangan indikator perekonomian domestik sebulan terakhir.

“Kenaikannya kemungkinan sekitar 25 basis poin (bps), tidak akan terlalu agresif karena ini lebih diprioritaskan bisa menahan investor di dalam negeri, bukan untuk menarik investor portofolio yang sudah lebih dulu keluar seperti di pasar saham,” ujar Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David Sumual, kepada Tempo, Rabu 16 Mei 2018.

Simak: Perbankan Yakini Bank Indonesia Akan Naikkan Suku Bunga

Dia menuturkan kenaikan bunga acuan tak dipungkiri dapat berlanjut, tergantung pada perkembangan perekonomian global dan tingkat inflasi. Terlebih, sejumlah negara-negara berkembang lainnya seperti Brazil dan Malaysia telah beberapa kali menaikkan suku bunganya. “Ini penting supaya BI jangan behind the curve, khawatirnya kalau dinanti-nanti kenaikannya sekalinya naik langsung tinggi,” katanya.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan keyakinan yang sama, bahwa bulan ini bunga acuan akan naik ke level 4,50 persen. Kenaikan bunga acuan susulan diprediksi kembali terjadi pada Juni nanti, untuk mengantisipasi kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS (The Fed). “Naik lagi 25 bps, jadi sampai akhir tahun bisa di level 4,75 persen,” ucapnya.

Advertising
Advertising

Menurut dia, selain faktor global, keputusan itu akan banyak dipengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri, seperti defisit neraca perdagangan yang terancam melebar, di mana terakhir mencapai US$ 1,63 miliar. “Pertumbuhan ekonomi masih stagnan, konsumsi rumah tangga juga melambat, jadi fungsi kenaikan bunga acuan adalah agar menarik investasi asing,” katanya.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal di satu sisi mengingatkan Bank Indonesia agar berhati-hati dalam menaikkan bunga acuan. “Kalau terlalu tinggi bisa blunder ke pertumbuhan ekonomi, penyaluran kredit ke sektor riil bisa terhambat,” katanya.

Sementara itu, ketegangan pasar mereda sesaat menjelang pengumuman nasib bunga acuan dari bank sentral. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kemarin bergerak cenderung stagnan. Setelah dibuka pada level 5.785,510, IHSG pada penutupan naik tipis 0,06 persen ke level 5.841,464. Sedangkan, nilai tukar rupiah di pasar spot, seperti dilansir Reuters tertahan di posisi 14.088 per dolar AS, melemah tipis 0,41 persen dari penutupan hari sebelumnya. Dan berdasarkan kurs tengah JISDOR, rupiah kemarin berakhir di level 14.094 per dolar AS.

Ekspektasi kenaikan bunga acuan juga turut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. “Saya berharap Bank Indonesia dalam rapat dewan gubernur bulanannya akan me-review suku bunga,” ujarnya. Dia berharap, dengan kenaikan tersebut laju pelemahan rupiah akan tertahan. Menurut Darmin, kenaikan itu juga tak perlu direspon berlebihan. Sebab, kenaikan bunga acuan belum tentu akan terus berlanjut. “Kalau suku bunga naik, tidak berarti akan naik terus-terusan, satu dua bulan ke depan kan bisa lain lagi ceritanya,” ucapnya.

GHOIDA RAHMAH | VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya