TEMPO.CO, Jakarta - Para pelaku usaha perbankan meyakini Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen pada Rapat Dewan Gubernur pada 16-17 Mei 2018.
Sebagian besar bankir juga mengindikasikan akan merespons dengan menaikkan suku bunga simpanan, tapi akan mempertimbangkan rasio kredit bermasalah dan permintaan kredit saat akan menaikkan suku bunga kredit.
Baca juga: Selamatkan Rupiah, Desakan Agar BI Naikkan Suku Bunga Menguat
"Tekanan global ini akan mendorong kemungkinan BI menaikkan sekitar 0,25 persen bunga acuannya. Kalau suku bunga BI naik, ya, otomatis (suku bunga simpanan) naik," ujar Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto di Jakarta, Rabu, 16 Mei 2018.
Meski demikian, kata Supra, BRI tidak akan langsung menaikkan suku bunga kredit untuk mengompensasi biaya dana karena suku bunga simpanan yang meningkat. Dia mengaku akan meningkatkan efisiensi agar beban operasional tidak meningkat. "Suku bunga kredit saya berusaha untuk tidak naik. Cost of fund bisa ditutup dengan yang lain," katanya.
Kalangan bankir juga melihat urgensi bagi Bank Sentral menaikkan suku bunga karena arus modal keluar yang semakin menekan nilai rupiah.
Baca juga: Redam Dampak Gejolak Global, Ini Lima Strategi Bank Indonesia
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo menilai BI tidak perlu terlalu khawatir perbankan akan merespons kenaikan suku bunga kebijakan Bank Sentral dengan langsung menaikkan suku bunga kredit. Pasalnya, permintaan kredit juga belum begitu pulih. Jika suku bunga kredit naik, dikhawatirkan akan semakin menggerus permintaan kredit.
"Perlu ada respons kebijakan dari BI ketika pasar sudah bergejolak," kata Tiko, sapaan akrab Kartika.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menilai peningkatan suku bunga kebijakan BI mungkin terjadi. Pelaku pasar juga sudah memperkirakan atau berekspektasi tentang kenaikan suku bunga acuan dari berbagai sinyalemen yang diungkapkan Bank Sentral dalam beberapa hari terakhir.
Senada dengan BRI dan Mandiri, BCA melihat kenaikan suku bunga Bank Indonesia tidak akan langsung mengerek suku bunga kredit. "Dua puluh lima basis poin tidak terlalu besar pengaruhnya ke appetite kredit. Kita jaga terus," ujar Direktur BCA Vera Eve Lim.
ANTARA