BI: Defisit Necara Perdagangan April 2018 USD 1,63 Miliar

Reporter

Adam Prireza

Editor

Martha Warta

Rabu, 16 Mei 2018 12:19 WIB

Pekerja mengamati bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Jakarta, 26 April 2017. Surplus neraca perdagangan Maret 2017 tercatat sebesar 1,23 miliar dolar AS, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan surplus Februari 2017. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta- Bank Indonesia (BI) mencatat defisit neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 sebesar 1,63 miliar dolar Amerika Serikat. Defisit tersebut dipengaruhi oleh neraca perdagangan non-migas dan migas.

"Bank Indonesia memandang defisit neraca perdagangan April 2018 tidak terlepas dari peningkatan kegiatan produksi dan investasi, seiring dengan membaiknya prospek perekonomian domestik," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan tertulisnya yang Tempo terima, Rabu, 16 Mei 2018.

Baca: Utang Luar Negeri Kuartal I 2018 Tembus 358 Miliar Dolar AS

Secara kumulatif, pada periode Januari-April 2018 defisit neraca perdagangan Indonesia sebesar 1,31 miliar dolar AS. Neraca perdagangan non-migas, kata Agusman, mencatat defisit sebesar 0,50 miliar dolar AS. Hal itu dipengaruhi oleh kenaikan impor non-migas yang tercatat sebesar 13,77 miliar dolar AS di tengah perlambatan ekspornya, sebesar 13,28 miliar dolar AS.

Impor non-migas meningkat 1,55 miliar dolar AS jika dibandingkan dengan impor pada bulan Maret 2018 lalu. Peningkatan itu didorong oleh kenaikan impor barang modal dan bahan baku, termasuk mesin dan peralatan listrik, besi dan baja, serelia, ampas industri makanan, serta pesawat dan bagian-bagiannya.

Advertising
Advertising

"Peningkatan impor tidak terlepas dari kegiatan produksi dan investasi yang juga meningkat," ujar Agusman.

Sementara ekspor non-migas, lanjut Agusman, tercatat sebesar 13,28 miliar dolar AS atau turun 0,97 miliar dolar AS dibandingkan Maret 2018. Hal ini dikarenakan turunnya ekspor bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewani serta nabati, perhiasan, bijih, kerak, dan abu logam, serta besi dan baja. Secara kumulatif pada Januari-April 2018, kata Agusman, BI mencatat neraca perdagangan non-migas masih surplus sebesar 2,50 miliar dolar AS.

Agusman menjelaskan, untuk neraca perdagangan migas, peningkatan defisit dipengaruhi oleh menurunnya ekspor migas di tengah peningkatan impornya. Defisit neraca perdagangan migas pada April 2018 tercatat sebesar 1,13 miliar dolar AS. Jumlah ini naik 0,90 miliar dolar AS dibandingkan Maret 2018.

Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor migas sebesar 0,15 miliar dolar AS, jika dilihat secara month to month (mtm), terutama ekspor minyak mentah. Sementara itu, impor migas naik sebesar 0,08 miliar dolar AS (mtm) yang bersumber dari impor hasil minyak dan gas.

"Secara kumulatif, neraca perdagangan migas mengalami defisit 3,81 miliar dolar AS, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 3,19 miliar dolar AS," ujar Agusman.

Ke depannya, kata Agusman, BI meyakini kinerja neraca perdagangan akan membaik seiringdengan pemulihan ekonomi dunia dan harga komoditas global yang tetap tinggi. Hal ini akan mendukung prospek pertumbuhan ekonomi dan ketahanan neraca transaksi berjalan.

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

2 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

10 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

10 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

11 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

11 hari lalu

Gubernur BI Prediksi Suku Bunga The Fed Turun per Desember 2024: Bisa Mundur ke 2025

Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan asumsi arah penurunan suku bunga acuan The Fed atau Fed Fund Rate (FFR).

Baca Selengkapnya