Indef Prediksi Nilai Tukar Rupiah Melemah Menjelang Lebaran 2018

Reporter

Adam Prireza

Editor

Martha Warta

Rabu, 16 Mei 2018 10:25 WIB

Pengunjung menukar mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara, menyebut rupiah diprediksi melemah menjelang Hari Raya Lebaran 2018. Ia pun mengatakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14 ribu-Rp 14.200 per dolar Amerika Serikat pada Juni 2018.

"Bulan Juni itu ada rapat FOMC The Fed (Bank Sentral Amerika). Kemungkinan besar Fed Rate naik tahun ini dan akan mendorong pelemahan rupiah," tutur Bhima lewat pesan pendek, Selasa, 15 Mei 2018.

Baca: IHSG Terkoreksi, 7 Indeks Sektoral Bergerak di Zona Merah

Federal Open Market Committee atau FOMC adalah dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika. Menjelang rapat dewan itu, kata Bhima, investor biasanya berspekulasi ihwal kenaikan Fed Rate.

Bhima menjelaskan, jika melihat indeks dolar sejak kenaikan Fed Rate pada Maret, trennya meningkat dari level 89 menjadi 92,5. Hal itu menunjukkan ke depannya tren indeks dolar akan selalu menguat.

Advertising
Advertising

"Dollar index menunjukkan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap enam mata uang dominan lainnya. Beberapa pengusaha juga mulai mengoleksi dolar sebagai antisipasi melemahnya nilai tukar rupiah dalam jangka panjang," tutur Bhima.

Diberitakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, 16 Mei 2018, bergerak melemah sebesar 35 poin menjadi Rp 14.065 dibanding posisi sebelumnya Rp 14.030 per dolar Amerika.

Pada pukul 08.23 WIB, spot dibuka melemah 33 poin atau 0,24 persen di 14.070 per dolar Amerika. Nilai tukar rupiah terpantau masih berada di posisi Rp 14.070 per dolar Amerika saat IHSG dibuka melemah 0,98 persen di level 5.780,88 pada pukul 08.55 WIB hari ini.

Terkait dengan pelemahan rupiah ini, Bhima menyebut Bank Indonesia harus segera menaikkan suku bunga acuan lewat BI 7-Day Reverse Repo Rate untuk menahan keluarnya dana asing. Pemerintah, kata dia, juga harus memacu cadangan devisa lewat peningkatan kinerja ekspor produk unggulan, seperti tekstil, alas kaki, serta produk turunan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). "Terakhir, agak jangka panjang langkahnya, yaitu diversifikasi perdagangan ke negara tujuan alternatif," ucap Bhima.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

15 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

4 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

4 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

6 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya