Pabrik Gula Blora Targetkan Produksi 57.000 Ton Gula Putih
Reporter
Sujatmiko (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Kamis, 10 Mei 2018 21:15 WIB
TEMPO.CO, BLORA - Pabrik Gula (PG) PT. Gendhis Multi Manis (GMM) Bulog di Desa Tinapan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, melaksanakan giling tebu Rabu dan Kamis 9 dan 10 Mei 2018. Acara giling tebu awal, dilakukan selamatan dengan menggelar tradisi Manten Tebu.
Direktur Utama (Dirut) PT. GMM Bulog, Rachmat Pambudy menyatakan, musim giling tahun 2018, menargetkan rendeman 10 persen. Artinya setiap 100 kg tebu yang digiling akan menghasilkan 10 kg gula. Dengan “Sepanjang sejarah industri gula di Indonesia, belum ada pabrik gula yang berani menarget rendeman sampai 10 persen,” ujarnya dalam release yang diterima Tempo, Kamis 10 Mei 2018.
Simak: Kasus Gula Rafinasi Akan Segera Disidangkan
Menurutnya, musim giling tahun 2017, PG GMM menggiling tebu 408. 870 ton, dan menghasilkan gula putih kristal (GPK) 31. 550 ton selama 150 hari giling. Dari hasil itu, lanjutnya, PT GMM Bulog melampaui kinerja di tahun sebelumnya. Juga di tahun yang sama (2017) rendemen GMM tertinggi di Jawa Tengah dan DIY. Targetnya bisa menghasilkan 57.000 ton gula kristal putih (GKP) selama musim giling 2018. “Tekat kami, tahun ini musim berprestasi,” papar Rachmat Pambudy
Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Tengah, Sugati Wibisono menyatakan kesiapannya mempersiapkan tebu berkualitas tinggi. Tentunya agar bisa menghasilkan gula yang bagus. Dia yakin, PG PT GMM Bulog ini akan sukses memproduksi gula dengan rendeman 10. “Petani akan kami ajak untuk menerapkan manajemen sistem tebang MBS, yakni Manis, Bersih, dan Segar,” ucap Sugati Wibisono.
Dia menambahkan, yang dimaksud manis adalah tebu dimana masanya tebang dan layak panen. Bukan tebu tebang dini. Bersih adalah bebas dari semua daun dan pucuk pohon. Hanya batang pohon yang diangkut. Sedangkan yang dimaksud segar adalah tidak melebihi 1 x 24 jam.
Bupati Blora Djoko Nugroho merasa optimis musim giling 2018 ini bisa mencetak prestasi untuk sejarah industri gula nasional. Terlebih ada peningkatan lahan tebu seluas 1500 hektare, menunjukkan minat petani menanam tebu membaik dan kepercayaan petani ke pabrik meningkat.