Indef: Pelemahan Rupiah Bisa Picu Kenaikan Harga Bawang Putih

Selasa, 8 Mei 2018 13:10 WIB

Menggenjot Produksi Bawang Putih Menuju Swasembada di 2021

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira Adhinegara, memperkirakan pelemahan rupiah akan mendorong harga jual barang kebutuhan pokok merangkak naik. Terutama kebutuhan pokok yang sebagian besar pasokannya diimpor, seperti bawang putih.

“Bawang putih itu 85 persen lebih pasokannya dari impor. Mendekati Lebaran, permintaan secara musiman pasti tinggi. Ini yang harus diperhatikan pemerintah karena inflasi langsung memukul daya beli masyarakat miskin,” ujar Bhima saat dihubungi Tempo pada Selasa, 8 Mei 2018.

Simak: Kementerian Pertanian Targetkan Ekspor Bawang Putih pada 2021

Bhima menjelaskan, pelemahan rupiah pasti akan langsung terasa pada biaya impor yang meningkat cukup tinggi. Sebab, bahan baku, barang modal, dan barang konsumsi sebagian besar menggunakan kapal asing yang membutuhkan dolar untuk biaya logistik. “Sementara daya beli sedang lesu, jadi penjual tidak akan sembarangan menaikkan harga barang. Kondisi ini akan menggerus pendapatan pelaku usaha,” katanya.

Dampak lain sebagai negara net importir minyak, ujar dia, pelemahan rupiah akan menaikkan biaya impor minyak. “Seperti 2017 lalu, neraca migas kita defisit 8,5 miliar dolar karena impor minyak bengkak hingga 24,3 miliar dolar. Ini tidak sehat dan mempengaruhi harga BBM nonsubsidi yang dipakai angkutan barang kebutuhan pokok,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Untuk itu, menurut Bhima, pemerintah harus memperkuat kinerja ekonomi domestik dengan memulihkan kepercayaan investor, menjaga stabilitas harga, yang dalam hal ini mencakup BBM, listrik dan harga pangan, menjelang puasa sehingga konsumsi rumah tangga kembali pulih.

Bank Indonesia juga dinilai perlu menaikkan suku bunga acuan sebanyak 25-50 bps untuk menaikkan return instrumen investasi di Indonesia sehingga dana asing tidak melanjutkan capital flight.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah bersama dengan Bank Indonesia akan terus melakukan penguatan fondasi Indonesia agar nilai tukar rupiah stabil. Hal tersebut merespons kondisi pasar yang saat ini sedang melakukan penyesuaian. Salah satunya terhadap perubahan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed.

"Fondasi kami perkuat, kinerja diperbaiki, sehingga apa yang disebut sentimen pasar itu relatif bisa netral terhadap Indonesia," ujar Sri Mulyani di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin Malam, 7 Mei 2018.

DEWI NURITA | ADAM PRIREZA

Berita terkait

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

2 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

3 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

4 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

5 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

6 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

9 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya