Gubernur BI Anggap Wajar Rupiah Terdepresiasi karena Hal Ini

Kamis, 3 Mei 2018 18:53 WIB

Bank Indonesia Pastikan Utang Pemerintah Aman

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menganggap wajar depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat karena pelemahan tersebut juga dialami mata uang lain. "Kalau terjadi depresiasi, kami menganggap itu sebagai suatu hal yang wajar," katanya saat ditemui di BI, Jakarta, Kamis, 3 Mei 2018.

Meski begitu, menurut Agus, bank sentral akan terus mengawasi depresiasi tersebut dan bakal membahasnya dalam pertemuan rapat Dewan Gubernur BI pada 16-17 Mei 2018. "Kami akan jaga supaya volatilitas tetap dalam batas yang wajar," ujarnya.

Baca: Rupiah Melemah, BPS: Inflasi Akibat Impor Pangan Belum Terlihat

Agus menambahkan, pengawasan yang dilakukan secara berkelanjutan juga dalam rangka BI mau menjamin bahwa ada likuiditas dari valuta asing dan rupiah. "Dan kalau ada sedikit volatilitas itu mencerminkan komitmen BI yang menerapkan flexible exchange rate," ucapnya.

Lebih jauh, Agus meminta publik tak semata-mata mengkhawatirkan tekanan terhadap rupiah dari segi nominalnya, melainkan tekanan terhadap rupiah perlu dilihat dari sudut pandang persentase. Hal tersebut disebabkan satu dolar Amerika sama dengan lima digit rupiah.

Advertising
Advertising

Agus mencontohkan, persentase pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika masih lebih kecil dibandingkan dengan negara lain, misalnya Turki atau Brasil. "Ini, kalau seandainya persentase ada depresiasi, misalnya 1 persen atau 2 persen, kelihatannya di Indonesia jumlahnya besar. Tetapi sebetulnya yang seharusnya kita lihat adalah persentase," tuturnya.

Kondisi tersebut, menurut Agus, yang kemudian memunculkan tantangan untuk dilakukannya redenominasi atau penyederhanaan jumlah digit dalam mata uang. Namun pembahasan Rancangan Undang-Undang Redenominasi Rupiah, kata dia, masih belum akan berjalan hingga 2019. "Tetapi mungkin, kalau kita bisa, di tahun 2019 atau 2020 bisa masuk dalam RUU Redenominasi Mata Uang," katanya.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ini bergerak melemah 31 poin menjadi Rp 13.944 per dolar Amerika. Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan pergerakan dolar Amerika masih berada dalam area positif terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah.

"Penguatan dolar AS karena optimisme investor terhadap prospek kenaikan suku bunga The Fed," kata Ariston menjelaskan pelemahan kurs rupiah itu di Jakarta, Rabu, 2 Mei 2018.

ANTARA

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

10 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

22 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

4 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya