Perluasan Proyek PLTU Celukan Bali Dikecam

Kamis, 3 Mei 2018 06:00 WIB

Kawasan PT. Pembangkitan Jawa Bali (PJB) PLTU Paiton di Jl. Raya Surabaya Situbondo KM. 141, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur, 17 Maret 2016. TEMPO/Aris Novia Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi masyarakat sipil mempertanyakan keputusan Pemerintah Provinsi Bali yang menerbitkan izin lingkungan untuk proyek PLTU Celukan Bawang II berkapasitas 2x330 MW di Kabupaten Buleleng. Menurut pengacara publik Lembaga Bantuan Hukum Bali Dewa Adnyana, izin tersebut terbit tanpa keterlibatan warga Celukan Bawang.
"Penerbitan izin bertentangan dengan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup," ujar Dewa kepada Tempo, Rabu 2 Mei 2018.
Proyek PLTU Celukan Bawang II adalah hasil usulan General Energy Bali bersama China Huadian Engineering Co Ltd dan Merryline International Pte Ltd asal Singapura. Huadian menguasai proyek dengan kepemilikan saham 51 persen. Ketiga perusahaan ini sudah mengoperasikan unit pembangkit sebelumnya yang berkapasitas 380 MW dan menjual listriknya ke PLN. Jika pembangkit beroperasi, lebih dari separuh suplai setrum Bali akan berasal dari batubara.
Dewa menemukan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan hidup (amdal) PLTU banyak kejanggalan. Contohnya dokumen Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) tidak menyajikan deskripsi rona lingkungan hidup secara rinci dan mendalam untuk menggambarkan risiko penurunan kualitas udara. Padahal, perincian rona lingkungan wajib tertera dalam dokumen sesuai Lampiran VI Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013.
Izin lingkungan yang terbit pada 28 April tahun lalu juga dituding Dewa cacat prosedur. Sebab, pembangunan PLTU tidak termuat dalam Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Padahal operasi PLTU berada di pinggir pantai dan operasinya memanfaatkan air laut.
Karena perkara tersebut, LBH Bali menggugat izin lingkungan PLTU Celukan Bawang II ke Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar awal Januari silam. Dewa juga mewakili warga Celukan Bawang yang mengkhawatirkan risiko lingkungan jika pembangkit beroperasi. Salah satu warga, I Ketut Mengku Wijaya melaporkan sejak PLTU beroperasi, panen kelapanya jauh berkurang. Wajar saja, pembangkit ini saban hari melahap batubara hingga 5.200 ton.
"Kami sudah tidak tahan dengan dampak yang dirasakan. Kami takut kalau dikembangkan akan makin berbahaya," katanya.
Selain persoalan ekologi, proyek PLTU Celukan Bawang juga janggal lantaran tidak termaktub dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN 2018-2027. Kepala Divisi Pengembangan PLN Regional Jawa Bagian Timur dan Bali Paranai Suhasfan membenarkan hal tersebut. "Kami tak tahu menahu," katanya.
Namun pemerintah jalan terus. Bahkan, komitmen pelaksanaan proyek PLTU sudah diteken Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Cina pada 14 April lalu. Dalihnya adalah kesinambungan investasi. "Kami ingin melihat terus terjalinnya kerja sama investor dari kedua negara, tidak hanya antar pemerintah," kata Luhut dalam keterangannya.
Kuasa hukum Pemerintah Provinsi Bali Ketut Ngastawa menyatakan pembangunan pembangkit baru mendesak untuk mengatasi krisis listrik di Pulau Dewata. Dia membantah izin lingkungan proyek bermasalah. "Kita lihat saja di persidangan. Begitu juga dengan masalah lain," tutur Ketut. Sementara, General Affair PT General Energy Bali Putu Singyen tidak menjawab panggilan konfirmasi Tempo.
ROBBY IRFANY | ROFIQI HASAN (DENPASAR)

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

9 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

28 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Setelah Cegah 3 Orang ke Luar Negeri, KPK Panggil Direktur PT Bhatara Titih Sempurna Kasus Korupsi PLN Sumbagsel

31 hari lalu

Setelah Cegah 3 Orang ke Luar Negeri, KPK Panggil Direktur PT Bhatara Titih Sempurna Kasus Korupsi PLN Sumbagsel

KPK memanggil Direktur PT Bhatara Titih Sempurna, Yollid Chollidin, sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi di PT PLN (Persero) UIP Sumbagsel.

Baca Selengkapnya

Kasus Korupsi PLN di PLTU Bukit Asam, KPK Tetapkan Tersangka dan Cegah 3 Orang ke Luar Negeri

46 hari lalu

Kasus Korupsi PLN di PLTU Bukit Asam, KPK Tetapkan Tersangka dan Cegah 3 Orang ke Luar Negeri

KPK mecegah 2 pejabat di PT PLN dan 1 orang pihak swasta pergi ke luar negeri dalam proses penyidikan korupsi PLN ini.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Butuh Biomassa untuk PLTU, PLN Tanam 50 Ribu Bibit Pohon di Gunungkidul

23 Februari 2024

Butuh Biomassa untuk PLTU, PLN Tanam 50 Ribu Bibit Pohon di Gunungkidul

Penanaman pohon indigofera oleh PLN menjadi bagian dari program ekonomi hijau di level desa, juga untuk memasok biomassa PLTU.

Baca Selengkapnya

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

12 Februari 2024

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

Sebelum Dirty Vote, Dandhy Laksono Lebih Dahulu menggarap Sexy Killers yang tayang ketika masa tenang Pemilu 2019. Dengan kisah berbeda, Sexy Killers lebih membahas persoalan lingkungan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Trend Asia Soroti Hilirisasi Nikel Jokowi Masih Bergantung pada PLTU Batu Bara: Memperburuk Kualitas Udara

29 Januari 2024

Trend Asia Soroti Hilirisasi Nikel Jokowi Masih Bergantung pada PLTU Batu Bara: Memperburuk Kualitas Udara

Trend Asia mengungkapkan kebijakan hilirisasi industri nikel yang digadang-gadang Presiden Jokowi masih bergantung pada PLTU batu bara.

Baca Selengkapnya

Studi Celios Sebut Pensiun PLTU Batu Bara Bersamaan Percepatan Pembangkit EBT Berkontribusi ke Ekonomi Nasional hingga Rp 82,6 T

25 Januari 2024

Studi Celios Sebut Pensiun PLTU Batu Bara Bersamaan Percepatan Pembangkit EBT Berkontribusi ke Ekonomi Nasional hingga Rp 82,6 T

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara memberi dampak positif ke sektor perekonomian.

Baca Selengkapnya

Isu Batu Bara Tak Banyak Dibahas Dalam Debat Cawapers, Greenpeace: Patut Dipertanyakan

23 Januari 2024

Isu Batu Bara Tak Banyak Dibahas Dalam Debat Cawapers, Greenpeace: Patut Dipertanyakan

Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak menyoroti isu energi yang dibahas dalam Debat Cawapres pada Ahad, 21 Januari 2024 lalu.

Baca Selengkapnya