Pasca Panggil Facebook, DPR Bahas Tindak Lanjut dengan Kominfo

Selasa, 17 April 2018 19:16 WIB

Wakil Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat RI Hanafi Rais dalam diskusi Keamanan Data Tanggung Jawab Siapa di Warung Daun Cikini, Sabtu, 10 Maret 2018. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menindaklanjuti hasil rapat dengan Facebook hari ini, Selasa, 17 April 2018.

"Kami minta penjelasan (Kominfo) langkah apa saja yang pantas dan tepat untuk Facebook memperbaiki dirinya dan betul-betul memenuhi janjinya," kata Wakil Ketua Komisi I Ahmad Hanafi Rais usai rapat dengan Facebook di gedung Nusantara II, Senayan.

Baca juga: DPR Minta Facebook Buka Kerja Sama dengan Cambridge Analytica

Janji Facebook yang dimaksud Hanafi meliputi pemberian hasil audit investigasi dan memperbaiki kebijakan ihwal kerja sama dengan pihak ketiga. Khususnya, tentang sanksi kepada pihak ketiga jika menyalahgunakan data pengguna.

Langkah yang akan dibahas dengan Kominfo nanti menurut Hanafi beragam. Di antaranya adalah pemblokiran.

Dalam klarifikasinya, Facebook menyebutkan bahwa penyalahgunaan data oleh Cambridge Analytica bukan kebocoran sistem, melainkan pelanggaran kerja sama oleh pengembang aplikasi, Aleksandr Kogan. Kogan selaku pengembangan aplikasi kuis psikologi, This Is Your Digital Life kemudian menjual data pengguna kepada Cambridge Analytica.

"Jadi kejadian ini adalah bentuk pelanggaran kepercayaan" kata Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia Ruben Hattari dalam klarifikasinya.

Sebelumnya, Kominfo menyatakan masih menunggu perkembangan dari Facebook untuk melakukan tindakan pemblokiran. Perkembangan itu terkait dari balasan Surat Peringatan tertulis kedua (SP II) yang dikirim kepada Facebook.

"Ya nanti kita lihatlah perkembangan, kalau memburuk ya akan kami lakukan," kata Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kamis, 12 April 2018.

Kasus penyalahgunaan data pengguna Facebook diungkap oleh Christopher Wylie, mantan kepala riset Cambridge Analytica, pada koran Inggris, The Guardian, Maret 2018 lalu. Penjualan data oleh Kogan kepada Cambridge Analytica diduga digunakan untuk kampanye Donald Trump dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat.

Sebanyak 748 orang Indonesia disebut Facebook memasang aplikasi This Is Your Digital Life sejak November 2013 sampai Desember 2015. Kemudian, sebanyak 1,09 juta pengguna diketahui terkena dampak sebagai teman pengguna aplikasi.

Berita terkait

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

17 jam lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

22 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

1 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

2 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

2 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

2 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

5 hari lalu

BMTH Harus Beri Manfaat Besar Bagi Masyarakat Bali

Proyek Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) yang sedang dibangun di Pelabuhan Benoa, Bali, harus memberi manfaat yang besar bagi masyarakat Bali.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

5 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

6 hari lalu

Prabowo dan Gibran Ikrar Sumpah Jabatan Presiden dan Wakil Presiden Oktober 2024, Pahami Isinya

Pasca-putusan MK, pasangan Prabowo-Gibrang resmi ditetapkan KPU sebagai pemenang pemilu. Sumpah jabatan mereka akan diikrarkan pada Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

6 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya