Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati nonton bareng staf Kementerian Keuangan, 14 April 2018. Facebook/@Sri Mulyani
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai ketegangan yang tengah terjadi di Suriah akibat aksi militer Amerika Serikat bisa berimbas baik bagi perekonomian Indonesia. Menurut Sri, konflik tersebut akan menyebabkan harga dan permintaan minyak negara meningkat.
"Untuk Indonesia lagi-lagi kemungkinan komoditas akan mendapat keuntungan dari sisi momentum harga dan permintaan yang meningkat," kata Sri di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat pada Senin, 16 Maret 2018.
Konflik Suriah dimulai saat terjadi serangan senjata kimia pemerintah Suriah terhadap penduduk di Kota Douma, Suriah, 7 April 2018. Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menanggapi serangan itu dengan meluncurkan serangan balasan.
Sri Mulyani menjelaskan, ketegangan di Suriah tersebut menyebabkan pengetatan suplai minyak. Hal itu mengakibatkan tergerusnya persediaan dan tingginya harga minyak dunia.
Meski begitu, Sri mengingatkan pemerintah untuk tak lengah terhadap imbas buruk terhadap harga minyak Indonesia (Indonesian Crude Price / ICP) akibat konflik Suriah tersebut.
"Tidak boleh lengah karena kemungkinan-kemungkinan shock itu langsung terjadi, tanpa pendahuluan. Jadi harus jaga kemungkinan itu juga," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
4 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.