Indef: Konflik Suriah Bisa Pengaruhi Harga Minyak Mentah
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Martha Warta
Minggu, 15 April 2018 13:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudistira Adhinegara, mengatakan konflik Suriah dapat mempengaruhi harga atau Indonesia crude price (ICP) minyak mentah. Bhima memperkirakan ICP minyak mentah akan naik di atas US$ 80 per barel dalam waktu dekat.
"US$ 80 per barel untuk jenis minyak mentah di pasar internasional bernama Brent. Saat ini harga Brent US$ 72,5 per barel. Brent menjadi patokan ICP sehingga efeknya langsung ditransmisikan," katanya saat dihubungi Tempo, Minggu, 15 April 2018.
Baca: Serangan Rudal Presisi Amerika ke Suriah, Trump: Misi Tercapai
Konflik Suriah dimulai saat terjadi serangan senjata kimia oleh pemerintah Suriah terhadap penduduk di Kota Douma, Suriah, 7 April 2018. Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris menanggapi serangan itu dengan meluncurkan serangan balasan.
Menurut Bhima, harga minyak mentah mungkin saja terjadi akibat konflik itu. Pertimbangannya, konflik yang sebelumnya juga terjadi di Timur Tengah terbukti mempengaruhi harga minyak mentah.
Misalnya, serangan Amerika ke Irak pada 2003 mengakibatkan harga minyak mentah naik rata-rata 19 persen ketimbang tahun sebelumnya. Contoh lain adalah konflik Libya dan awal kebangkitan dunia Arab (Arab Spring) pada 2011. Pada tahun itu, harga minyak mentah mencapai US$ 103 per barel.
Bhima menjelaskan, meningkatnya ICP minyak mentah akan mempengaruhi biaya subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan listrik. Padahal, kata dia, pemerintah mengasumsikan ICP hanya menyentuh di nilai US$ 48 per barel. "Konsekuensinya pemerintah harus tambah subsidi BBM dan defisit anggaran terancam melebihi target 2,19 persen," ujarnya.
Baca berita lain tentang Suriah di Tempo.co.