Harga Lada Bangka Belitung Anjlok Jadi Rp 59 Ribu Per Kg

Selasa, 3 April 2018 10:18 WIB

Lada hijau, lada merah, dan cabai kering khas Sichuan. TEMPO/Nia Pratiwi

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Kebijakan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan resi gudang untuk sektor perkebunan lada dinilai justru menjadi boomerang karena berdampak negatif membuat harga anjlok. Badan Pengelolaan, Pengembangan dan Pemasaran Lada (BP3L) Bangka Belitung menilai anjloknya harga lada karena pembeli di luar negeri mengira lada Bangka Belitung overstok dengan adanya resi gudang.

"Sebelum ada resi gudang harga jual ditingkat petani mencapai Rp 170 ribu per kilogram. Dengan adanya penetapan resi gudang harga semakin turun. Bahkan hari ini harga cuma Rp 59 ribu per kilogram. Resi gudang ini seharusnya ditetapkan jika memang produksi lada melimpah. Kenyataannya barang sulit dengan total ekspor tidak pernah lebih dari 5 ribu ton per tahun," ujar Aspawi Kepala Seksi Pembibitan BP3L Bangka Belitung kepada Tempo, Selasa, 3 April 2018.

Simak: Lada Indonesia Pasok 20 Persen Kebutuhan Dunia

Aspawi mengatakan ada hal yang kurang tepat dalam penerapan sistem resi gudang sehingga perlu dirubah dan dievaluasi kembali. Resi gudang, kata dia, membuat pembeli mengira lada Bangka Belitung over stok sehingga berlaku hukum ekonomi dimana barang sedikit harga naik dan barang melimpah harga turun. Hal tersebut jauh berbeda dengan fakta dan kondisi di lapangan.

"Ini harus diluruskan agar petani tidak terus merugi. Termasuk soal data bahwa ekspor lada Bangka Belitung mencapai 80 ribu ton. Itu data darimana. Vietnam sebagai eksportir lada nomor satu di dunia hanya 40 ribu ton. Sedangkan kebutuhan dunia juga hanya 70 ribu ton per tahun. Ekspor lada kita cuma 4,7 ribu ton. Perlu diketahui, bukan cuma Bangka Belitung yang ekspor lada, di Indonesia juga ada di Sulawesi, Kalimantan dan daerah lain," ujar dia.

Advertising
Advertising

Menurut Aspawi, saat ini para eksportir kesulitan mencari lada karena produksinya semakin menurun. Apalagi saat ini, kata dia, lahan sudah semakin sempit dengan banyaknya perkebunan kelapa sawit, ubi casesa dan pertambangan timah.
"Yang diutamakan saat ini bukan lagi soal berapa banyak. Namun bagaimana memanfaatkan teknologi agar produksi lada per pohonnya meningkat, dari satu kilogram satu pohon bisa menjadi dua kilogram. Jadi saat harga turun, petani tidak rugi besar karena produksinya naik," ujar dia.

Untuk itu, kata Aspawi, pihaknya mendorong Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bisa merubah sistem yang sudah berjalan dan melakukan pendataan secara rill berapa banyak petani lada, luas area tanam dan pohon yang produktif.
"Data dilakukan dengan rill. Jangan yang baru menanam atau ada pohon yang sudah mati masuk hitungan. Karena lada baru bisa panen saat memasuki usia 2,5 tahun sampai 3 tahun. Resi gudang ini prinsipnya bagus namun untuk kondisi normal.

Kalau harga terus anjlok, cita-cita kita merevitalisasi lada untuk mengembalikan kesejahteraan petani dan membuat petani semangat menanam, sebaiknya lupakan saja. Jadi resi gudang ini perlu dikaji ulang," ujar dia.

Ketua Asosiasi Eksportir Lada Indonesia (AELI) Zainal mengatakan ada atau tidak resi gudang tidak memiliki pengaruh terhadap eksportir. Namun dia mengakui jika saat ini eksportir kesulitan mengumpul dan membeli lada dari petani karena barang susah didapat. Bahkan kata dia, saat ini eksportir lada jumlahnya semakin berkurang.
"Sebelumnya ada 28 eksportir lada yang terdaftar. Termasuk didalamnya 5 BUMN. Namun sekarang semakin menurun. Apa yang mau diekspor jika barang tidak ada dan sulit didapat. Saat ini eksportir membeli lada dengan mengumpulkannya dari petani. Kalau sudah cukup banyak baru ekspor," ujar dia.

Zainal menambahkan pihaknya mengharapkan adanya kerjasama yang terintegrasi bersama pemerintah daerah dan pihak terkait untuk mencari solusi meningkatkan produktivitas lada. Dia menyambut positif rencana Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman untuk menyediakan areal tanam lada yang baru seluas 45 ribu hektar.

"Yang penting harus ada pendataan. Memang resi gudang bukan merupakan indikator bisa menaikan harga jika produksi belum melimpah. Kita perlu duduk bersama mencari solusi agar produktivitas naik dan petani kembali bergairah menanam lada," ujar dia.

Berita terkait

Prabowo Sebut Bangka Belitung Produsen Lada Putih Terbaik dan Bijih Timah Terbesar di Dunia: Sayangnya Kita..

11 Januari 2024

Prabowo Sebut Bangka Belitung Produsen Lada Putih Terbaik dan Bijih Timah Terbesar di Dunia: Sayangnya Kita..

Capres nomor urut dua Prabowo Subianto berkomitmen menjaga dan mengolah bijih timah dan lada putih Provinsi Bangka Belitung.

Baca Selengkapnya

Takaran Konsumsi Lada Hitam agar Terasa Khasiatnya

19 Desember 2023

Takaran Konsumsi Lada Hitam agar Terasa Khasiatnya

Lada hitam mengandung antioksidan sehingga baik buat kesehatan. Namun, adakah batasan takaran konsumsi per hari?

Baca Selengkapnya

Tingkatkan Mutu Komoditas Lada, Kemendag Pilih Purbalingga Jadi Tuan Rumah International Pepper Community

14 Oktober 2023

Tingkatkan Mutu Komoditas Lada, Kemendag Pilih Purbalingga Jadi Tuan Rumah International Pepper Community

Purbalingga menjadi tuan rumah Pertemuan ke-29 Komite Mutu International Pepper Community (IPC) yang diselenggarakan pada 11-12 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

10 Macam Bumbu Dapur Lengkap dengan Rasa dan Kegunaannya

30 Agustus 2023

10 Macam Bumbu Dapur Lengkap dengan Rasa dan Kegunaannya

Deretan bumbu dapur andalan yang membuat makanan tradisional terasa lezat

Baca Selengkapnya

Pasar Mobil Rusia Anjlok Usai Perang, Sebulan Cuma Laku 25 Ribu Unit

18 Juli 2023

Pasar Mobil Rusia Anjlok Usai Perang, Sebulan Cuma Laku 25 Ribu Unit

Pasar mobil Rusia terus mengalami penurunan drastis setelah melancarkan serangan ke Ukraina. Simak informasi lengkapnya di artikel ini:

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Inovasi Produk Lada Bernilai Tambah

27 April 2023

Kemendag Dorong Inovasi Produk Lada Bernilai Tambah

Peringatan Hari Lada merupakan bentuk dukungan Pemerintah Indonesia terhadap program pengembangan sektor lada.

Baca Selengkapnya

Kemendag Perkuat Kemitraan dengan Organisasi Kelapa dan Lada Internasional

13 April 2023

Kemendag Perkuat Kemitraan dengan Organisasi Kelapa dan Lada Internasional

Langkah ini demi mendukung akses pasar dan melindungi ekspor komoditas pertanian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Inilah 6 Bahan Alternatif Rasa Pedas Selain Cabai

28 Maret 2023

Inilah 6 Bahan Alternatif Rasa Pedas Selain Cabai

Cabai bukanlah satu-satunya bahan masakan yang bisa membuat makanan berasa pedas.

Baca Selengkapnya

UMKM Binaan Bank Indonesia Billiton Spices Sukses Ekspor Lada ke Australia dan Filipina

7 Februari 2023

UMKM Binaan Bank Indonesia Billiton Spices Sukses Ekspor Lada ke Australia dan Filipina

Produk lada kemasan dari usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Pulau Belitung, Billiton Spices, berhasil menembus pasar Australia dan Filipina.

Baca Selengkapnya

Penjualan Mobil Rusia Anjlok, Putin Bereaksi Begini

17 November 2022

Penjualan Mobil Rusia Anjlok, Putin Bereaksi Begini

Penurunan penjualan mobil Rusia dipicu penarikan produksi mobil asing dari negeri itu, seperti Renault dan Mercedes-Benz.

Baca Selengkapnya