BPOM Akui Belum Ada Standar Kadar Aman Mikroplastik di Minuman

Senin, 19 Maret 2018 13:50 WIB

Sampel air mineral botol 600 ml yang digunakan Tempo untuk melakukan uji laboratorium di laboratorium kimia Universitas Indonesia. TEMPO/Ridian Eka Saputra

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala BPOM Penny K. Lukito mengakui belum ada standar kadar aman kandungan mikroplastik dalam minuman. Sebab, World Health Organization (WHO), sebagai organisasi kesehatan dunia, belum mengeluarkan batasan kandungan mikroplastik dalam standar air minum.

"Terkait dengan standar air minum, kami merujuk pada WHO. Karena kajian tentang itu belum ada, WHO pun baru mengeluarkan pernyataan untuk mencermati kembali temuan tersebut," kata Penny, seperti dikutip dalam majalah Tempo terbitan Senin, 19 Maret 2018.

Berdasarkan hasil penelitian global State University of New York at Fredonia yang didukung Orb Media, organisasi media nirlaba di Amerika Serikat, air minum dalam kemasan yang beredar luas di pasar ternyata mengandung mikroplastik. Menurut Penny, tanpa standardisasi, sulit mendapati dampak penelitian lintas negara tersebut terhadap kesehatan.

"Kami menunggu WHO mengeluarkan pernyataan mengenai bahaya mikroplastik dan batasan kadar yang masih bisa ditoleransi oleh tubuh manusia. Masyarakat tidak perlu panik," ujarnya.

Simak: Mikroplastik dalam Botol Air Mineralmu

Advertising
Advertising

Sementara itu, Penny mengaku telah meminta pusat pengujian mengembangkan metode analisis terkait dengan mikroplastik dalam air minum. "Mungkin, karena tidak ada standar yang menjadi acuan, selama ini metode analisisnya tidak berkembang. Kami tidak punya masalah dalam mengumpulkan data terkait dengan mikroplastik. Tapi apa yang akan dilakukan dengan data itu? Kami akan melihat standar yang bakal dikeluarkan WHO lebih dulu," ujar Penny.

Peneliti State University of New York at Fredonia menguji 259 botol air minum dari 11 merek yang dijual di delapan negara. Hasilnya, 93 persen air botolan yang menjadi contoh ternyata mengandung mikroplastik. Sampel juga diambil dari Indonesia karena menjadi salah satu negara dengan pangsa besar air minum dalam kemasan. Sebanyak 30 botol Aqua yang dibeli di Jakarta, Bali, dan Medan diterbangkan ke New York pada November 2017 untuk diuji oleh tim dari University of New York at Fredonia. Tim ini dipimpin Sherri A. Mason, Victoria Welch, dan Joseph Nerako.

Hasilnya mencengangkan. Setiap botol Aqua yang menjadi sampel rata-rata mengandung 382 mikroplastik partikel per liter. Ukurannya beragam, mulai 6,5 mikrometer atau setara sel darah merah, hingga lebih dari 100 mikrometer atau setara dengan diameter rambut manusia. Kandungan terbanyak dalam satu sampel Aqua mencapai 4.713 partikel mikroplastik per liter. Adapun secara global, kandungan partikel ini paling banyak ada di air kemasan Nestle Pure Life dengan total 10.390 partikel mikroplastik per liter.

Tempo, sebagai satu-satunya media di Indonesia yang memperoleh akses untuk menerbitkan liputan tersebut secara eksklusif, bekerja sama dengan laboratorium kimia Universitas Indonesia, juga melakukan uji mandiri atas air minum Aqua untuk mengkonfirmasi temuan State University of New York at Fredonia. Agar berimbang, dua air minum merek lain juga diteliti, yakni Le Minerale dan Club.

Sebanyak sembilan sampel botol air minum ukuran 600 mililiter dari tiga merek itu dibeli dari minimarket, warung, dan pedagang asongan agar bervariasi. Penelitian dipimpin Agustinos Zulys, kepala laboratorium. Hasilnya, plastik berukuran mikro juga ditemukan dengan ukuran beragam, antara 11 dan 247 mikrometer.

Ahli toksikologi dari Universitas Indonesia, Budiawan, menanggapi temuan Tempo dan Orb Media mengenai mikroplastik dalam air kemasan. Ia mengatakan partikel yang berukuran sama atau lebih kecil daripada sel manusia berpotensi menjadi bahaya karena dapat diserap dan masuk ke aliran darah. Sel darah merah sendiri berdiameter sekitar 8 mikrometer.

Selain itu, akumulasi mikroplastik dalam tubuh dapat mengganggu kerja organ vital, seperti ginjal dan hati. “Akumulasi terjadi kalau tubuh tidak mengeluarkan partikel asing secara alami lewat ekskresi,” kata Budiawan kepada Tempo, Selasa, 13 Maret 2018, di kantornya.

DEWI NURITA | TIM INVESTIGASI TEMPO | MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

10 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

54 hari lalu

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.

Baca Selengkapnya

Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

16 Februari 2024

Bahaya Mikroplastik Bagi Manusia, Sebabkan Radang Paru-paru hingga Turunkan Kualitas Sperma

Apa saja bahaya dari mikroplastik yang tanpa kita sadari masuk ke dalam tubuh dari lingkungan sekitar?

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

9 Januari 2024

Mikroplastik di Antartika Dianalisis Gunakan Ilmu Nuklir, Kaji Kotoran Penguin

Mikroplastik di Antartika dikaji pada kotoran penguin dan air.

Baca Selengkapnya

5 Bahaya Mikroplastik dan Upaya Mengatasinya

2 Januari 2024

5 Bahaya Mikroplastik dan Upaya Mengatasinya

limbah mikroplastik menjadi penyumbang kedua total 71.6 ribu ton sampah yang berisiko buruk bagi kehidupan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UMM Asal Pakistan Teliti Soal Mikroplastik: Kentang hingga Produk UMKM Terkontaminasi

18 Desember 2023

Mahasiswa UMM Asal Pakistan Teliti Soal Mikroplastik: Kentang hingga Produk UMKM Terkontaminasi

Mahasiswa UMM Shazma Anwar meneliti kontaminasi mikroplastik pada tanaman pangan. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak makanan yang terkontaminasi mikroplastik, termasuk kentang dan produk UMKM

Baca Selengkapnya

Mikroplastik dalam Tubuh Manusia, dari Mana Asalnya?

11 Oktober 2023

Mikroplastik dalam Tubuh Manusia, dari Mana Asalnya?

Penelitian menyebutkan, plastik berukuran super kecil atau yang disebut mikroplastik terdeteksi di tubuh manusia. Bagaimana bisa terjadi?

Baca Selengkapnya

Mikroplastik Mengepung Kita, Ini Bahayanya Bagi Lingkungan

11 Oktober 2023

Mikroplastik Mengepung Kita, Ini Bahayanya Bagi Lingkungan

Masalah lingkungan yang disebabkan plastik tak ada habisnya, salah satunya adalah mikroplastik. Apa bahayanya bagi lingkungan?

Baca Selengkapnya

Ini Jalur Mikroplastik Masuk Tubuh Menurut Kemenkes

6 Oktober 2023

Ini Jalur Mikroplastik Masuk Tubuh Menurut Kemenkes

Kemenkes menyatakan mulut atau oral adalah jalur utama partikel mikroplastik masuk ke dalam tubuh. Apa saja dampaknya?

Baca Selengkapnya