Pendapatan BEI 2017 Naik Jadi Rp 1,2 Triliun

Rabu, 7 Maret 2018 19:21 WIB

Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia atau BEI mencatatkan pendapatan positif sepanjang 2017. Dalam siaran pers yang diterima Tempo, BEI mengantongi pendapatan usaha pada tahun lalu Rp 1,20 triliun. Pencapaian itu naik 1,96 persen bila dibandingkan dengan 2016, yang mencapai Rp 1,18 triliun.

Dalam keterangan resmi kemarin, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan pendapatan pada 2017 masih kalah bila melihat pencapaian pada 2016 terhadap 2015, yang pertumbuhannya mencapai 21,55 persen. Indikatornya bisa dilihat dari pendapatan jasa transaksi efek pada 2017 sebesar Rp 641,54 miliar, sementara pada 2016 menyentuh Rp 648,94 miliar. "Turun 1,14 persen," kata Tito, Rabu, 7 Maret 2018.

Tito menyatakan penurunan itu disebabkan berkurangnya jumlah hari operasi bursa pada 2017 sebanyak 238 hari. Sedangkan hari operasi bursa pada 2016 mencapai 246 hari. Selain itu, pada 2016 ada program amnesti pajak. Saat itu, ada transaksi yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap peningkatan pendapatan transaksi efek pada 2016.

Adapun dari sisi laba tidak bisa mengikuti kenaikan pendapatan usaha. Laba bersih BEI pada 2017 sebesar Rp 310,65 miliar. Laba itu turun 9,91 persen bila melihat 2016, yang menyentuh Rp 344,80 miliar.

Menurut Tito, turunnya laba disebabkan ada kenaikan beban usaha perusahaan dari Rp 1,03 triliun pada 2016 menjadi Rp 1,12 triliun pada 2017. "Itu karena ada peningkatan keandalan sistem pengoperasian pasar dan sistem teknologi mutakhir," ucapnya. Tak hanya itu, BEI berupaya menyebarluaskan peluang investasi pasar modal ke basis investor domestik yang disebut Tito kian bertambah.

Advertising
Advertising

Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, menilai menurunnya pendapatan jasa transaksi karena berkurangnya jumlah hari bursa bisa saja terjadi. Masih volatilnya pasar bisa menjadi faktor lain turunnya pendapatan jasa transaksi.

Sepanjang 2017, pasar modal menorehkan prestasi yang cukup bagus. Beberapa indikatornya ialah indeks harga saham gabungan, yang menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa, yaitu 6.355,65. Kenaikan perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana 37 emiten.

Aktivitas perdagangan pun naik dilihat dari melonjaknya frekuensi perdagangan hampir 20 persen. Sedangkan jumlah dana yang dihimpun mencapai Rp 802 triliun. Angka itu datang dari perusahaan yang melakukan initial public offering, penerbitan penambahan saham baru (right issue), sekuritisasi aset, konversi waran, serta penerbitan obligasi pemerintah, perusahaan milik negara, dan swasta.

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

13 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

14 hari lalu

Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

15 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya