Bank Indonesia Siap Intervensi Nilai Tukar

Selasa, 6 Maret 2018 05:44 WIB

Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia optimistis pelemahan yang terjadi hanya bersifat sementara, terlebih hal ini telah diperhitungkan dari jauh-jauh hari. “Harusnya efeknya tidak terlalu besar dan kalau sudah reda soal ketidakpastian kenaikan suku bunga The Fed ini rupiah bisa rebound kembali dengan cepat,” ujar Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia Doddy Zulverdi, seperti dikutip dari Koran Tempo, edisi Selasa, 6 Maret 2018.

Namun Doddy enggan menyebutkan perihal volume intervensi yang telah dikucurkan Bank Indonesia ke pasar untuk meredam gejolak rupiah. “Pada intinya kami melakukan intervensi sesuai dengan kondisi yang terjadi, bergantung seberapa besar tekanan aliran yang keluar, ketika terjadi pelemahan semakin kencang kami harus meresponsnya dengan cepat, dan disesuaikan dengan cadangan devisa juga,” katanya.

Simak: Berapa Kurs Rupiah yang Cocok dengan Perekonomian Indonesia

Meskipun demikian, Doddy mengingatkan agar publik tak serta merta dalam menyimpulkan penurunan cadangan devisa dengan intervensi yang dilakukan. Sebab, terdapat banyak kemungkinan variabel yang dapat mengubah posisi cadangan devisa, seperti penerimaan ekspor migas hingga penerbitan obligasi negara.

Selain intervensi, Doddy mengungkapkan pihaknya akan berusaha menjaga indikator perekonomian domestik tetap stabil, khususnya inflasi. “Jadi ketika harus ada kenaikan nilai tukar tekanan inflasi masih terjaga, pemerintah mengupayakan tarif listrik dan BBM stabil.”

Adapun target inflasi tahun ini sebesar plus-minus 3,5 persen. Bank Indonesia juga berupaya untuk menurunkan risiko investor, khususnya dari sisi moneter. “Sehingga harapannya ketika The Fed naik ya suku bunga kita tidak harus naik.” Menurut dia, Bank Indonesia tak akan serta merta menaikkan suku bung jika Fed Funds Rate dinaikkan. “Belum pasti, bergantung confidence market dan inflasi, tapi kalau ruang penurunan sudah nyaris tidak ada,” katanya.

Bank Indonesia mencatat volatilitas nilai tukar rupiah dalam dua bulan terakhir ini mencapai sekitar 8 persen (year to date), atau meningkat dibanding volatilitas sepanjang tahun lalu sebesar 3 persen. “Tapi kita termasuk yang terendah kalau dibandingkan dengan negara peer kita, yaitu negara-negara dengan suku bunga yang relatif tinggi.” Doddy mencontohkan volatilitas Brasil mencapai 13 persen, Afrika Selatan 23 persen, dan Rusia 13 persen. “Ini mencerminkan upaya BI untuk menjaga volatilitas tidak terlalu tinggi walaupun melemah, tapi kalau memang global semua bergejolak ya tidak bisa dihindari,” ujarnya.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

4 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

4 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

7 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

7 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

8 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

8 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

9 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya