Jadi Ajang Spekulasi, Kurs Rupiah Bisa Tembus 14.000

Senin, 5 Maret 2018 08:43 WIB

Petugas tengah memindahkan uang rupiah ke dalam Cash Center Bank Mandiri, 2 Maret 2018. Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah terpantau melemah 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.765 per dolar AS pada pukul 10.20 WIb. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta-Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat bisa terus melemah. Tak menutup kemungkinan rupiah bisa menyentuh ke level Rp 14.000 per dolar A. "Tembus 14 ribu di tahun ini terbuka lebar karena tekanan dari pengetatan moneter global makin kuat," kata dia, Ahad, 4 Maret 2018.

Salah satu tekanan paling utama datang dari Bank Sentral Amerika (The Federal Reserve). Menurut dia, Bank Sentral Amerika akan menaikan suku bunganya sebanyak empat kali sepanjang tahun ini. Bila sesuai prediksi maka pelemahan rupiah bisa terjadi di periode Maret, Juni, Agustus, dan akhir 2018.

Pekan lalu rupiah berada di posisi terendah, yaitu Rp 13.751 per dolar AS. Melemahnya rupiah itu bahkan terburuk dalam dua tahun terakhir. Tercatat pada 8 Januari 2016 rupiah berada di level Rp13.923 per dolar AS.. Titik terendah rupiah terjadi pada 25 September 2015, yaitu sebesar Rp 14.646 per dolar AS.

Bhima menilai makin menguatnya dolar terhadap rupiah berpotensi dijadikan ajang spekulasi. Bagi pelaku usaha tertentu akan dimanfaatkan untuk membayar cicilan dan bunga pinjaman luar negeri tahun ini. "Ini akan borong dolar sebelum terlalu mahal," ucapnya.

Lebih lanjut, Bhima menjelaskan setidaknya ada dua perbedaan dari menguatnya dolar dibandingkan 2015 dengan 2018 tahun ini. Perbedaan mendasar terlihat dari sikap Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell yang dianggap lebih berani (hawkish).

Advertising
Advertising

Sikap tersebut, lanjutnya, membuat pasar atau investor berspekulasi menyangkut Fed Rate dan inflasi di Amerika ke depannya. "Reaksi ini terlihat dari kenaikan imbal hasil (yield) treasury 10 tahun yang mendekati tiga persen," kata dia.

Berikutnya, Bhima menilai, kenaikan bunga acuan bersamaan dengan normalisasi neraca The Fed. Situasi itu diikuti oleh bank sentral negara lainnya, seperti Bank Sentral Eropa (European Central Bank) dan Bank Sentral Jepang (Bank of Japan). "Jadi snowball effect-nya," ucap Bhima.

Bank Indonesia, lanjutnya, akan melakukan intervensi bila rupiah terus terperosok. Bhima menyatakan BI akan menjaga rupiah tidak akan bergerak terlalu jauh dari posisi 13.400. Namun bila proyeksi itu meleset, regulator dinilai perlu mempertimbangkan kenaikan suku bunga 7-Day Repo Rate.

Kenaikan suku bunga di kisaran 25-50 basis poin disebut-sebut akan menahan dana asing keluar dari Indonesia. Meski demikian, kata Bhima, imbasnya bunga kredit perbankan bisa bergerak naik.

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya