Utang Luar Negeri untuk Bank Terus Turun, Apa Artinya?

Minggu, 4 Maret 2018 17:07 WIB

Petugas tengah memindahkan uang rupiah ke dalam Cash Center Bank Mandiri, 2 Maret 2018. Di pasar spot, pergerakan nilai tukar rupiah terpantau melemah 17 poin atau 0,12% ke level Rp13.765 per dolar AS pada pukul 10.20 WIb. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia mencatat adanya tren penurunan utang luar negeri untuk kelompok peminjam bank selama empat tahun terakhir. Dalam statistik utang luar negeri Indonesia yang baru dirilis, terlihat angka utang luar negeri untuk bank turun menjadi US$ 30,24 miliar per akhir 2017.

Berdasarkan data statistik itu pula, diketahui bahwa realisasi utang luar negeri (ULN) bank sampai pengujung tahun lalu tersebut hampir setara dengan angka per akhir 2016 senilai US$ 30,25 miliar. Dengan kata lain, realisasi ULN sepanjang 2017 merupakan yang terkecil sejak 2014.

Baca: Kenapa Ekonom Ini Menilai Kenaikan Utang Luar Negeri Positif?

Pengamat ekonomi Asian Development Bank Institute, Eric Sugandi, berpendapat, secara umum, ULN kalangan perbankan menunjukkan tren penurunan. Hal ini terjadi setelah meningkat drastis pada 2014 karena terpengaruh kondisi perekonomian domestik.

“Pelambatan ekonomi yang sempat terjadi mempengaruhi demand pinjaman. Bank sendiri juga tidak agresif mencari pinjaman serta terus membayar cicilan utang, jadi ULN trennya turun lagi,” ucap Eric, Ahad, 4 Maret 2018.

Advertising
Advertising

Dari data statistik itu juga diketahui, sebelum 2014, kisaran utang luar negeri bank berada di bawah US$ 25 miliar, tapi memasuki 2014, menembus level US$ 31,67 miliar. Setahun kemudian, angka utang itu menyentuh US$ 31,92 miliar, lantas turun ke US$ 30,25 miliar per akhir 2016 dan menjadi US$ 30,24 miliar per 2017.

Eric memperkirakan, untuk tahun ini, kecenderungan yang agaknya terjadi ialah kalaupun ada penaikan atau penurunan, nominal utang luar negeri (ULN) bank tidak akan banyak. “Karena aktivitas ekonomi membaik daripada tahun lalu. Kalaupun naik atau turun, ULN-nya tidaklah banyak. Rupiah pun masih tertekan,” katanya.

BISNIS

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

7 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

7 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

8 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya