Rupiah Melemah, Kemenkeu Bertekad Tak Ubah APBN 2018

Minggu, 4 Maret 2018 15:28 WIB

Ilustrasi kurs rupiah dan mata uang Indonesia. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Hidayat Amir, mengatakan keputusan merevisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2018 hanya diambil jika benar-benar diperlukan. Namun, berdasarkan revisi-revisi tahun sebelumnya, APBN yang ditetapkan jauh lebih mendekati realisasi dari APBN Perubahan.

Keputusan mengubah APBN, menurut Hidayat, akan diambil hanya jika hal tersebut merupakan solusi terbaik. "Tapi ini kita baru melihat sampai bulan Februari, kita lihat saja dulu," katanya, Sabtu, 3 Maret 2018.

Baca: ICP Naik US$ 1, Sri Mulyani: Penerimaan APBN Naik Rp 1,1 T

Karena salah satu asumsi makro, yakni harga minyak dunia, belakangan ini naik, tak ayal membuat banyak pihak mendesak pemerintah melakukan revisi APBN. Asumsi harga minyak dalam APBN 2018 ditetapkan US$ 48 per barel, tapi harga realisasi saat ini melesat tinggi hingga kisaran US$ 63 per barel.

Selain itu, tekanan terjadi dari sisi dolar yang memicu nilai tukar rupiah melemah hingga melebihi Rp 13.700 per dolar Amerika Serikat atau melampaui asumsi dalam APBN, yakni Rp 13.400 per dolar Amerika.

Advertising
Advertising

Hidayat mengakui adanya tekanan yang terjadi dari sisi minyak dan nilai tukar, tapi pihaknya bertekad tidak melakukan revisi. "Cuma kalau kita punya tekad supaya tidak berubah," tuturnya.

Pasalnya, menurut Hidayat, revisi APBN hanya akan menyebabkan permasalahan menjadi lebih pelik pada masa mendatang. Hal ini juga akan berimbas kepada belanja kementerian/lembaga yang meningkat. "Karena biasanya jika dibuka APBN-P semua punya aspirasi, maka setiap kementerian/lembaga akan meminta kenaikan alokasi belanja," ucapnya.

Padahal resource yang pemerintah punya hanya sedikit dan proses perubahan APBN akan membuat semua proyek pemerintah terhenti. Selain itu, terkait dengan profit PT Pertamina yang tergerus, Amir mengatakan perseroan cukup kuat menghadapi gejolak dalam harga minyak. "(Lagi pula), Pertamina tidak rugi, hanya berkurang profitnya sedikit," kata Hidayat.

Adapun untuk membantu keuangan dalam operasional Pertamina, menurut Hidayat, pemerintah cukup dengan mempercepat pembayaran kewajiban. "Jadi kewajiban pemerintah yang harus dibayarkan dengan segera untuk membantu keuangan Pertamina," ujarnya.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listianto mengatakan mendukung jika pemerintah percaya diri dengan ketetapan APBN 2018. Sebab, menurut dia, pemerintah telah benar dalam menetapkan defisit anggaran 2,19 persen. "Itu akan sangat membantu pemerintah dalam menghadapi berbagai gejolak," tuturnya.

Dengan begitu, Eko menyebutkan sangat memungkinkan pemerintah mempunyai cadangan dalam menghadapi berbagai gejolak, seperti kenaikan harga minyak. Eko mengatakan urgency revisi APBN akan timbul jika hanya melihat gap harga minyak. "Tetapi, jika Anda dapat mengatur anggaran-anggaran yang digunakan secara efektif, saya masih yakin tanpa revisi APBN bisa," ucapnya.

BISNIS

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

5 jam lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

8 jam lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

10 jam lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

1 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

1 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

3 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

4 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya