Bank Mandiri: Manufaktur Belum Jadi Primadona Investor

Rabu, 7 Februari 2018 17:02 WIB

Foto aerial pembangunan proyek jalur layang MRT di Kawasan Fatmawati, Jakarta, 2 Januari 2018. Menurut data PT MRT Jakarta, proyek pembangunan infrastruktur MRT fase I Lebak Bulus-Bundaran HI mencapai 90 persen. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Kartika Wirjoatmodjo, mengakui sektor manufaktur atau pengolahan belum menjadi primadona bagi investor. Menurut dia, kondisi tersebut juga ditambah oleh minimnya perusahaan di Indonesia yang fokus pada hilirisasi produk.

"Saat ini lebih banyak investasi masuk ke maupun sawit," katanya di sela-sela acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2018 di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2018. "Sementara investasi yang mulai tumbuh ada di sektor mineral dan consumer goods."

Acara MIF 2018 sendiri digelar oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan Mandiri Sekuritas, diikuti lebih dari 600 investor dan pelaku bisnis, dari dalam dan luar negeri. MIF 2018 ini digelar untuk menciptakan sinergi antar investor dan pemangku kepentingan, demi meningkatkan investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Persoalan terkait manufaktur memang telah beberapa kali diungkapkan oleh sejumlah menteri Presiden Joko Widodo. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan bahwa pemerintah memang tengah mengembalikan peran manufaktur sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia. Tiga sektor yang diprioritaskan pemerintah adalah industri kilang dan petrokimia, industri besi dan baja, serta industri kimia dasar.

Saat ini, kata Kartika, hilirisasi dan pengolahan memang masih dominan berasal dari minyak sawit atau Crude Palm Oil (CPO). Sebab, bahan baku untuk pembuatan produk turunan tersebut mudah didapatkan di Indonesia. "Jadi untuk sektor lain, terutama yang capital intensive dan labour intensive, memang harus ada dorongan dari pemerintah," ujarnya.

Advertising
Advertising

Chairman of Advisory Board Mandiri Institute, Chatib Basri, sektor manufaktur memang harus mendapatkan insentif dari pemerintah, salah satunya lewat insentif pajak. Selain itu, kemudahan perizinan untuk memulai bisnis juga harus terus ditingkatkan. "Kemudahaan bisnis di tingkat pusat memang sudah baik, tapi di daerah yang belum, padahal bikin industrinya kan justru di sana," kata Chatib.

Ia mengakui tantangan peningkatan kapasitas manufaktur cukup besar, ditengah pertumbuhan kredit yang masih melemah. Padahal, kata Chatib, investor maupun perbankan bisa melihat manufaktur sebagai sektor yang lebih baik. "Karena lebih stabil, dibandingkan dengan natural resources yang volatilitasnya sangat tinggi," ujarnya.

Berita terkait

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

8 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

2 hari lalu

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyatakan bahwa pembangunan IKN sudah mencapai 80,82 persen per 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

3 hari lalu

Hari Ini Ruas Tol Jagorawi Diperbaiki hingga 12 Mei 2024 Mendatang, Simak Jadwal Lengkap dan Titik Lokasinya

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. memperbaiki ruas Tol Jagorawi mulai hari ini, Ahad, 5 sampai 12 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

5 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

6 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

6 hari lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

7 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

8 hari lalu

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, meninjau langsung jalan Desa Srikaton menuju ke Jalan Perambahan, pada Minggu, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

13 hari lalu

Arsyadjuliandi Desak Pemerintah Segera Selesaikan Pembayaran Lahan Tol

Anggota Komisi II DPR RI, Arsyadjuliandi Rachman, mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan pembayaran lahan Tol Pekanbaru-Padang.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

14 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya