Kembangkan Pendidikan Vokasi, Pemerintah Gandeng Swiss

Minggu, 28 Januari 2018 04:22 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjajal mobil listrik Nissan Note e-Power di ICE, BSD City, Tengerang, Banten, Senin, 13 November 2017. Dok. Nissan

Jakarta – Pemerintah Indonesia dan Swiss telah menandatangani nota kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan vokasi, khususnya untuk sistem politeknik dan akademi komunitas melalui program The Skills for Competitiveness (S4C) Project.

Baca: Sri Mulyani Mulai Rintis Dana Abadi untuk Pendidikan

Kementerian Perindustrian, selaku pihak yang bertanggung jawab atas kerja sama tersebut, berharap program itu dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sesuai kebutuhan dunia industri.

“Pemerintah Swiss akan memberikan bantuan sebesar Rp 110 miliar dalam bentuk fisik dan pelatihan untuk empat sekolah vokasi Kementerian Perindustrian dan satu milik Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dikutip dari siaran pers Kementerian Perindustrian, Ahad, 28 Agustus 2018.

Johann N Schneider-Ammann, selaku Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss, merupakan pihak yang bertanggung jawab langsung terhadap program tersebut. Penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dan Swiss dilakukan di sela kegiatan World Economic Forum (WEF) 2018 di Davos.

Adapun empat sekolah yang akan mendapat bantuan tersebut, yakni Politeknik Baja Batulicin (Kalimantan Selatan), Politeknik Logam Morowali (Sulawesi Tengah), Politeknik Kayu dan Pengolahan Kayu Kendal (Jawa Tengah), serta Akademi Komunitas Industri Logam Bantaeng (Sulawesi Selatan). Sementara itu, satu sekolah milik Kemenristekdikti adalah Politeknik Pemrosesan Ikan Jember (Jawa Timur).

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan, cakupan dari program kerja sama itu akan berkaitan dengan manajemen, kuliah dan pelatihan, penambahan kurikulum, serta penyiapan jejaring dan dukungan teknis dalam pengembangan sistem pendidikan vokasi. “Mereka berkomitmen mendanai fase pertama selama empat tahun proyek,” kata dia.

Airlangga optimistis, program ini ke depannya akan menghasilkan anak muda dengan kualifikasi dan kualitas yang lebih baik dan dapat mengisi posisi manajemen tingkat menengah di industri untuk mengoptimalkan proses produksi.

Terlebih, kata dia, dunia industri saat ini sedang memasuki tahap Industry 4.0. Salah satu kunci untuk memaksimalkannya ialah dengan melalui pembangunan SDM.

Menurutnya, Swiss merupakan salah satu negara yang unggul mengembangkan pendidikan vokasi, khususnya dalam penerapan sistem ganda (praktik dan teori). “Swiss ingin agar Indonesia juga punya kemampuan yang sama,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Airlangga terus gencar meluncurkan program pendidikan vokasi yang link and match antara Sekolah Menengah Kejuruan dengan industri di sejumlah wilayah di Indonesia. “Implementasi program ini seperti yang diterapkan di sekolah-sekolah vokasi kami karena telah menjadi rujukan,” ujarnya.

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

1 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

4 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

5 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

5 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

5 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

5 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

6 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

10 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

10 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

11 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya