AS Tolak Gugatan Boeing Atas Bombardier

Reporter

Bisnis.com

Sabtu, 27 Januari 2018 15:14 WIB

Pesawat pembom Amerika Serikat Boeing RB-50G Superfortress ditembak jatuh oleh pesawat MiG 17 Armada Pasifik Uni Soviet, pada 29 Juli 1953, Pembom bermesin empat ini terbang menuju Pulau Askold, tepat di luar markas Armada Pasifik Rusia. Hanya satu awak pesawat Amerika, John Ernst Roche, yang hidup. wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan pembuat pesawat asal Kanada, Bombardier Inc., memenangkan kasus sengketa perdagangan bebas dengan Amerika Serikat pada Jumat, 26 Januari 2018 dalam pertemuan NAFTA. Dilansir melalui Reuters, pengadilan Amerika Serikat secara tidak terduga menolak pengaduan Boeing Co terhadap dugaan dumping oleh Bombardier dalam kasus penjualan 75 unit jet kepada Delta.

Keputusan tersebut memungkinkan perusahaan Kanada lainnya untuk membidik pangsa pasar AS yang menguntungkan. "Perdagangan Kanada-Amerika Serikat penting bagi kemakmuran kedua negara kita. Keputusan ini akan mendukung pekerjaan kelas menengah masing-masing negara," kata Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland dalam sebuah pernyataan.

Sejak berada di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, AS kerap mengambil sikap isolatif. Mereka menginginkan perubahan besar pada perjanjian trilateral North American Free Trade Agreement (NAFTA).

Jerry Dias, kepala serikat pekerja yang mewakili beberapa pekerja Bombardier, mengatakan kepada wartawan bahwa keputusan tersebut merupakan tamparan di muka bagi pemerintahan Trump. Dengan mengambil sikap proteksionis terhadap hubungan ekonomi antarnegara yang terjalin erat adalah sikap yang "bodoh".

Dias turut hadir dalam pertemuan yang akan membahas revisi pakta NAFTA 1994 yang dihadiri oleh tim dari Kanada, AS dan Meksiko di Montreal, Kanada. Meski demikian proses revisi saat ini baru mencapai enam dari tujuh putaran dan berjalan sangat lamban, Meksiko menyarankan agar perundingan dapat diperpanjang

Advertising
Advertising

Menurut mereka akan dibutuhkan lebih banyak waktu untuk mengatasi pertentangan yang dapat merusak perjanjian senilai US$ 1,2 triliun tersebut. Dias, mengatakan bahwa perundingan tersebut tidak mengalami kemajuan yang disebabkan oleh serangkaian proposal AS yang diperdebatkan.

Berdasarkan sumber yang turut hadir dalam perundingan tersebut, para perwakilan ketiga negara berencana untuk melanjutkan perundingan di Meksiko pada akhir Februari.

Meski proses awalnya dijadwalkan selesai pada akhir Maret untuk menghindari bentrokan dengan pemilihan presiden Meksiko pada bulan Juli, Menteri Ekonomi Ildefonso Guajardo mengatakan bahwa timeline dapat diperpanjang. "Negosiasi ini masih bisa mencapai kesepakatan antara Februari dan akhir Juli," katanya kepada Reuters.

Wakil Menteri Ekonomi Meksiko Juan Carlos Baker menampik klaim bahwa kemajuan perundingan revisi NAFTA berjalan lamban. "Saya membantah gagasan bahwa perundingan tidak bergerak maju, atau belum berkembang, atau dengan cara apapun, bentuk atau bentuknya macet," kata Baker.

Dia optimistis bahwa hasil dari putaran kali ini akan akan disambut baik oleh menteri dari tiga negara saat mereka bertemu pada hari Senin untuk meninjau ulang pekerjaan pekan ini.

Tiga negara tersebut saat ini tengah menyusun rencana tambahan waktu perundingan di Meksiko yang kemungkinan akan dimulai pada 26 Februari 2018 menjelang putaran terakhir di Washington pada Maret.

BISNIS

Berita terkait

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

20 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

23 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

1 hari lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

2 hari lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

4 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

4 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

5 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

6 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

6 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya