Indef: Premium Seharusnya Dijual Rp 8.925 Per Liter

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 25 Januari 2018 18:14 WIB

Petugas memasang plang tanda kehabisan semua jenis BBM di SPBU Lubukbuaya, Padang, Sumatera Barat, 5 Januari 2016. Sejumlah SPBU di Padang sengaja menghabiskan stok lama untuk kemudian menunggu diberlakukan harga baru BBM guna menghindari kerugian. ANTARA/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga riset Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menilai harga keekonomian bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium seharusnya Rp 8.925 per liter karena harga minyak dunia terus melambung. Saat ini, Premium dijual Rp 6.550 per liter karena disubsidi negara.

Dalam diskusi di kantor Indef di Jakarta, Kamis, 25 Januari 2018, Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto memaparkan, jika dihitung dengan harga minyak mentah Brent US$ 70 dolar per barel dan kurs rupiah pada level Rp 13.321, harga BBM jenis Premium seharusnya dijual Rp 8.925/liter, minyak tanah Rp 7.592/liter, dan solar Rp 9.058/liter.

Baca juga: Perilaku Konsumen BBM Berubah, Penjualan Premium Turun Drastis

"Harusnya harga keekonomian premium kita sudah Rp 8.925. Secara keekonomian, harganya sudah ditahan. Sementara harga BBM di SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) berlaku sampai 31 Januari 2018, Premium dijual Rp 6.550," ujarnya.

Berdasarkan harga yang berlaku pada 16-31 Januari 2018, Pertamina menetapkan harga jual BBM jenis Pertamax Rp 8.600/liter, Pertalite Rp 7.600/liter, dan penugasan untuk Premium Rp 6.550/liter.

Eko menilai selisih harga yang besar terhadap penjualan Premium tentu berdampak pada penurunan keuntungan Pertamina sebagai operator mengingat BBM jenis Premium merupakan penugasan dari pemerintah (public service obligation/PSO).

Ia memprediksi tren harga minyak dunia akan terus naik hingga 2019. Kenaikan tersebut memang menguntungkan dari sisi hulu atau perusahaan minyak yang akan bertambah pendapatannya. Namun dari sisi hilir akan berdampak meningkatnya harga BBM dan komoditas hilir lain, terutama pangan.

"Ada kemungkinan besar harga minyak naik, produk olahannya, BBM, juga naik. Kalau melihat Pertamina, yang terjadi adalah penurunan keuntungan. Masih untung, tapi ada beban PSO," kata Eko.

Ia menambahkan, jika semua selisih harga BBM ditanggung Pertamina, tentu akan mengganggu kelancaran bisnis sehingga keuntungan bakal makin tergerus.

Akibatnya, kemampuan investasi perseroan pasti makin melemah di tengah kondisi saat ini yang membutuhkan banyak kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Dampak kenaikan harga minyak juga tentu berpotensi makin mengurangi daya beli masyarakat karena konsumsi BBM meningkat per tahun dan pendapatan masyarakat akan dialihkan pada beban energi tambahan.

Indef meminta pemerintah segera menentukan langkah yang diambil, antara lain meneruskan sebagian atau keseluruhan kenaikan harga minyak global ke konsumen, menugaskan Pertamina menanggung selisih harga dengan konsekuensi penurunan keuntungan dan setoran deviden, serta menambah penanaman modal negara sebagai konsekuensi penugasan tersebut.

Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar menyatakan jumlah konsumen BBM RON 88 atau Premium pada kuartal pertama 2017 mengalami penurunan signifikan bila dibandingkan dengan 2016.

Berita terkait

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

1 hari lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

3 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

4 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

5 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

9 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

10 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

10 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

12 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

13 hari lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

14 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya