Harga Minyak Dunia Naik, Pertamina Tak Ubah Harga BBM PSO

Selasa, 23 Januari 2018 11:45 WIB

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Ecostation, di Jalan Cilandak yang baru diluncurkan di Jakarta, 4 Mei 2017. Pertamina meluncurkan SPBG yang terintegasi dengan SPBU. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga minyak mentah belakangan ini tak lantas membuat PT Pertamina (Persero) mengerek harga bahan bakar minyak atau BBM jenis pelayanan masyarakat (public service obligation/PSO). Perusahaan pelat merah itu akan menghormati keputusan pemerintah yang menetapkan harga BBM PSO tak berubah sepanjang Januari hingga Maret mendatang meskipun keuangan perseroan berpotensi terganggu.

"Harga sepanjang Januari, Februari, dan Maret kan sudah diputuskan. Jadi kami mematuhi keputusan pemerintah," kata Direktur Pemasaran Pertamina Iskandar kepada Tempo, Senin, 22 Januari 2018. Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral memutuskan harga BBM jenis Premium Rp 6.450 per liter dan Solar Rp 5.150 per liter. Besaran ini tidak berubah sejak awal 2016 lalu.

Baca: Harga Minyak Dunia Naik, Subsidi BBM Sedot Dana Infrastruktur?

Sebelumnya, Pertamina melaporkan, sepanjang Januari-Desember 2017, harga BBM jenis Solar di atas harga pemerintah. Bahkan pada Oktober hingga Desember lalu harga keekonomian Solar mencapai Rp 6.700 per liter atau lebih tinggi Rp 1.550 per liter dibanding harga pemerintah.

Kondisi serupa juga terjadi pada bensin kelas Premium, yang tergolong BBM penugasan. Delta tertinggi terjadi pada April-Juni saat harga keekonomian bensin beroktan 88 ini mencapai Rp 7.600 per liter.

Advertising
Advertising

Adapun harga jual Premium di luar Pulau Jawa, Madura, dan Bali adalah Rp 6.450 per liter. Selisih harga untuk Solar nantinya ditanggung pemerintah. Sedangkan untuk Premium, selisih harga akan ditanggung Pertamina.

Berdasarkan kajian sementara Pertamina, jika harga BBM tidak berubah hingga akhir tahun, laba bersih perusahaan diperkirakan hanya US$ 2 miliar. Angka tersebut di bawah asumsi dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 2018 sebesar US$ 2,4 miliar.

Laba bersih juga berisiko turun dari prognosis perusahaan tahun lalu sejumlah US$ 2,2 miliar. Penurunan laba bisa terjadi apabila rata-rata harga minyak mentah Indonesia hingga Desember mendatang mencapai US$ 55 per barel. Desember lalu, ICP menyentuh US$ 60 per barel. "Itu saja yang bisa kami asumsikan. Kalau ICP bergerak-gerak, ya, kami harus hitung lagi," ujar Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman pada pekan lalu.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan, jika laba tergerus, kemampuan investasi perusahaan bakal berkurang. Padahal Pertamina ditugasi merevitalisasi empat kilang serta membangun dua kilang baru.

Total kebutuhan pendanaan proyek mencapai US$ 45 miliar atau sekitar Rp 500 triliun. Angka ini setara dengan 90 persen nilai aset Pertamina sebesar US$ 50 miliar. Secara bertahap, kebutuhan modal Pertamina membangun kilang—yang salah satunya untuk memproduksi BBM—tahun depan akan mencapai US$ 5,7 miliar. Angka ini terus bertambah hingga di atas US$ 10 miliar mulai 2019.

Berita terkait

PT Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan BBM Pertalite

11 jam lalu

PT Pertamina Patra Niaga Tetap Salurkan BBM Pertalite

PT Pertamina Patra Niaga selaku anak usaha Pertamina masih terus menyalurkan BBM jenis Pertalite (RON 90), sesuai kuota tahun 2024 yang ditetapkan Pemerintah.

Baca Selengkapnya

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

2 hari lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

4 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

4 hari lalu

Harga Minyak Dunia Turun, Analis: Gara-gara Cadangan Minyak AS Melimpah

Cadangan minyak Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan sebesar 7,3 juta barel pada pekan yang berakhir pada 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

4 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

5 hari lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

6 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

9 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

11 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

11 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya