Jelaskan Impor Beras ke DPR, Enggar: Saya Tak Mau Ambil Risiko

Kamis, 18 Januari 2018 13:22 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengecek beras medium di gudang Perum Bulog, Jakarta, 9 Januari 2018. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Perdagangan Dewan Perwakilan Rakyat hari ini memanggil Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita untuk menjelaskan alasan impor beras 500 ribu ton. Impor beras ini dilakukan beberapa bulan menjelang panen raya pada Februari dan Maret 2018.

Di depan para wakil rakyat, Enggar menyebutkan impor beras terpaksa dilakukan untuk menambah suplai komoditas pangan itu di dalam negeri. Minimnya pasokan beras itu yang kemudian memicu kenaikan harga beras. "Sejak awal tahun, tren harga beras memang terus naik," katanya di Ruang Rapat Komisi VI DPR, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.

Baca: Impor Beras Dinilai Akan Memukul Daya Beli Petani

Menurut Enggar, kenaikan harga beras ini juga diikuti oleh stok beras di Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog yang masih belum maksimal. Hingga 17 Januari 2018, kata Enggar, stok beras PSO (Public Service Obligation) Bulog hanya mencapai 854 ribu ton, atau berada di bawah angka psikologis stok sekitar satu juta ton.

Sebelumnya, untuk mengatasi kenaikan harga beras medium, Kementerian Perdagangan memutuskan memutuskan untuk mengimpor 500 ribu ton beras. Beras diimpor dari Vietnam dan Thailand melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia atau PT PPI tanpa menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). "Saya tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan," katanya.

Advertising
Advertising

Namun pihak Kementerian Pertanian justru mempertanyakan langkah dari Enggar. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Sumarjo Gatot Irianto menyebut stok beras nasional saat ini masih mencukupi kebutuhan nasional. Belakangan, importasi oleh PT PPI juga dibatalkan, beralih ke Perum Bulog.

Enggar menambahkan, stok beras di Bulog juga akan terus berkurang karena upaya operasi pasar juga terus dilakukan untuk menekan harga. Rata-rata penyaluran operasi pasar dari 3 hingga 17 Januari 2018, katanya, mencapai 8.902 ton per hari. Lalu sebanyak 462 ribu ton beras lagi akan digelontorkan dari 18 Januari hingga 31 Maret 2018. "Sehingga akhir Maret 2018, diprediksi hanya bersisa 142 ribu ton," ujarnya.

Operasi pasar oleh Bulog dilakukan di lebih 2.500 titik dengan rata-rata penyaluran 10 hingga 13 ribu ton per hari. Operasi pasar yang dilakukan pemerintah cukup efektif menekan harga di pasaran. "Memang tidak bisa dipaksa turunnya besar, karena harus terus ditambah suplainya," kata Enggar.

Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengakui stok beras belum mencapai angka satu juta ton akibat serapan beras yang juga belum mencapai target. Dari target serapan 3,7 juta ton, kata Djarot, Bulog baru bisa menyerap sekitar 2,2 juta ton. "Stok ini juga digunakan untuk Rastra (Beras Sejahtera), operasi pasar, dan kebutuhan bencana alam," ujarnya.

Dengan ditambah dengan sisa stok awal tahun 2017, kata Djarot, maka hingga akhir tahun 2017 stok beras sudah mendekati satu juta ton. Namun, Bulog menghadapi masalah karena kenaikan harga sudah dimulai sejak Desember 2017. "Maka beras dikeluarkan lagi untuk menambah operasi pasar agar harga terkendali," katanya turut menjelaskan peran Bulog dalam impor beras itu.

Berita terkait

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

3 hari lalu

Pemerintah Belum Bahas Kelanjutan Program Bansos Beras 10 Kg, Airlangga: Harga Beras Mulai Turun

Jokowi memberi sinyal bahwa bansos beras akan dilanjutkan hingga akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

10 hari lalu

Jokowi Sebut Stok Beras Cukup untuk Antisipasi Kemarau

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

10 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

12 hari lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

12 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

14 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

15 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

18 hari lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

23 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

26 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya