Data Berbeda, Pemerintah Akan Luncurkan Peta Produksi Beras

Sabtu, 13 Januari 2018 15:16 WIB

Menteri Pertanian, Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengecek efektivitas kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan ketersediaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, 4 Desember 2017. Sidak tersebut guna memastikan stok beras di akhir tahun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kebijakan satu peta nasional (one map policy) bisa menjadi solusi perdebatan data produksi beras. Kebijakan itu saat ini masih digodok.

Darmin menuturkan peta nasional mencakup banyak data, mulai dari hutan, pertambangan dan tak terkecuali sawah. Setiap data akan disinkronkan sehingga peta itu bisa dijadikan acuan untuk membuat kebijakan.

Selama ini, setiap instansi menggunakan peta sendiri yang belum tentu sinkron dengan instansi lain sehingga data seringkali tak sesuai dan terjadi tumpang tindih kebijakan. Peta nasional ini akan diluncurkan pada 18 Agustus 2018. "Pada saat itu, pemerintah akan menggunakan basis yang sama untuk data mengenai apapun, termasuk sawah," kata dia di kantornya, Jumat, 12 Desember 2018.

Khusus untuk sawah, Darmin menuturkan ada keinginan pemerintah untuk membuat peta dengan skala yang lebih kecil dari peta nasional. Namun dia menuturkan hal itu membutuhkan banyak waktu.

Keinginan itu didasarkan kepada perbedaan data produksi beras dari sejumlah instansi sehingga data jumlah pasokan beras tak sama. "Dari tahun ke tahun pasti ada ini," ujarnya.

Advertising
Advertising

Yang paling baru, terjadi perbedaan data Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan beras. Kementerian Pertanian menyatakan pasokan beras aman untuk mencukupi kebutuhan nasional. Namun Kementerian Perdagangan menerbitkan izin impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton. Beras dari Vietnam dan Thailand itu akan datang akhir bulan ini.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Sumarjo Gatot Irianto mempertanyakan keputusan tersebut. "Kementan tidak bisa memahami mengapa Mendag (Menteri Perdagangan) dua hari lalu yang buat pernyataan tidak impor, tapi sekarang balik arah," ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat, 12 Januari 2018.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kebijakan itu ditempuh untuk menekan harga beras yang melambung akibat pasokan yang kurang. Tambahan stok diharapkan bisa memenuhi kebutuhan nasional sekaligus menekan harga komoditas. "Daripada enggak ada (beras)," ujarnya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 12 Januari 2018.

Dia menuturkan beras yang akan diimpor merupakan beras yang tak diproduksi Indonesia. Pemerintah menugaskan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia untuk membeli beras tersebut sehingga dana APBN tak tersentuh.

Keputusan itu rupanya didukung Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Menurut Amran, impor 500 ribu ton beras hanya sedikit jika dibandingkan dengan kebutuhan nasional. "Itu sedikit. Kebutuhan nasional per bulan 2,5 juta ton," katanya di lokasi yang sama dengan Enggar. Stok tersebut setara dengan kebutuhan enam hari.

Berita terkait

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

4 jam lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

1 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

9 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

12 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

20 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

23 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

26 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

29 hari lalu

Dicecar MK, Airlangga Bantah Bansos Picu Kenaikan Harga Beras

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah bahwa penyaluran Bansos menjelang Pilpres sebabkan kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

30 hari lalu

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.

Baca Selengkapnya

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

31 hari lalu

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.

Baca Selengkapnya