Impor Beras 500 Ribu Ton, Kementan: untuk Menjamin Pasokan

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 12 Januari 2018 15:32 WIB

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melepas truk bermuatan beras medium di gudang Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dalam rangka Operasi Pasar, Jakarta, 9 Januari 2018. Operasi Pasar tersebut bertujuan menekan dan menjaga stabilitas harga beras. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian menyatakan, impor beras sebanyak 500 ribu ton dilakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan di pasar. Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementan, Agung Hendiardi, menyebut opsi ini diambil dengan pertimbangan sejumlah aspek.

"Ini kebijakan sudah komprehensif, segala aspek sudah dipertimbangkan," kata Agung saat ditemui seusai melepas tim bazar beras Kementerian Pertanian di Kompleks Toko Tani Indonesia, Jakarta Selatan, Jumat, 12 Januari 2018. "Secara detail saya nggak mengikuti, itu Pak Menteri (Pertanian) dan Pak Mendag (Menteri Perdagangan)."

Baca juga: Kementan Beberkan Penyebab Melonjaknya Harga Beras Medium

Sebelumnya, kenaikan harga terjadi pada beras medium di sejumlah tempat, mulai dari Jakarta, Jawa Barat hingga Jawa Tengah. Kementerian Pertanian menyebut, kelangkaan pasokan ini membuat harga beras otomatis ikut terkerek.

Untuk menstabilkan harga, Pemerintah telah memutuskan untuk mengambil jalur impor beras. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito menyatakan pemerintah akan melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand sambil menunggu panen raya pada Februari-Maret. Beras impor itu akan masuk ke Tanah Air pada Januari. "Saya tidak mau mengambil risiko kekurangan pasokan," katanya, Kamis malam, 11 Januari 2018.

Advertising
Advertising

Agung mengatakan, penyebab kelangkaan pasokan beras, terutama jenis medium di pasaran, karena panen dari sejumlah kelompok tani beberapa waktu lalu menghasilkan kualitas gabah yang bagus. Alhasil, kelompok tani ingin menjual di harga premium. "Kalau bisa premium, kenapa harus medium, mereka mikirnya gitu," kata Agung.

Padahal, ujarnya, masih banyak kelompok masyarakat yang mengkonsumsi beras medium. Beras jenis ini juga banyak digunakan di sejumlah warung makan. "Jadi ini memang karena kekurangan pasokan ke pasar, bukan kekurangan produksi."

Namun Agung memprediksi, kenaikan harga beras medium ini tidak akan berlangsung lama. Sebab, masa panen raya akan dimulai Februari hingga Maret mendatang. Hingga Maret 2018, kata Agung, diprediksi akan ada tambahan pasokan beras sebesar 2,6 juta ton. Angka ini sudah melebihi jumlah konsumsi yang hanya 2,5 juta ton.

Baca juga: Jokowi Minta 20 Persen Kebutuhan Beras Malaysia Diimpor dari Indonesia

Indonesia sempat surplus beras, sehingga menjadi negara pengekspor beras. Bahkan Presiden Jokowi dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak di Kuching, Malaysia, pada 22 November 2017, menyampaikan harapan agar 20 persen kebutuhan beras impor Malaysia pada 2018 didatangkan dari Indonesia.

Berita terkait

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

2 jam lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

2 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

3 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

6 hari lalu

Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya

Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

7 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

11 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya