Kementerian PUPR Perkenalkan Program Irigasi Premium di NTT
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Martha Warta
Jumat, 12 Januari 2018 06:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melalui program Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memperkenalkan program irigasi premium di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Program ini merupakan bagian dari program pembangunan bendungan di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian PUPR Imam Santoso mengatakan bahwa dengan irigasi premium akan meningkatkan produktivitas petani. "Sebelum ada bendungan, dalam satu musim tanam, petani hanya dapat menanam padi, setengah palawija dan setengah padi. Dengan adanya bendungan, petani dapat dua kali menanam padi, satu kali palawija dan setengah padi," kata Imam seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo pada Kamis, 11 Januari 2018.
Irigasi premium merupakan kelanjutan dari program pemerintah yakni membangun 49 bendungan baru di Indonesia. Dengan dibangunnya bendungan maka otomatis dibangun jaringan irigasinya.
Baca: Kementerian PUPR Bangun 7 Bendungan Senilai Rp 5,9 T di NTT
Pemerintah akan membangun tujuh bendungan dengan total nilai mencapai Rp 5,9 triliun di NTT. Adapun, empat bendungan itu nantinya akan berada di Pulau Timor yakni Bendungan Raknamo, Rotiklot, Manikin, dan Kolhua. Sedangkan tiga lainnya berada di Pulau Flores yakni Bendungan Napun Gete, Temef dan Mbay.
Dari tujuh bendungan, satu bendungan telah selesai yaitu Raknamo. Sedangkan tiga bendungan dalam tahap konstruksi yaitu Rotiklot, Napun Gete dan Temef serta tiga bendungan dalam tahap perencanan dan persiapan yaitu Mbay, Manikin dan Kolhua. Pada 9 Januari 2018, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melakukan peresmian beroperasinya Bendungan Raknamo.
Bendungan Raknamo memiliki kapasitas tampung mencapai 14 juta m3. Bendungan itu dapat mengairi irigasi seluas 1.250 hektar dengan sumber air baku 100 liter/detik dan potensi pembangkit listrik 220 Kilowatt.
Imam mengatakan bahwa untuk jaringan irigasi premium dari Bendungan Raknamo pihaknya telah menyiapkan desain jaringan irigasinya. "Pembangunannya akan dimulai tahun ini dengan biaya Rp 98 miliar dan ditargetkan selesai pada tahun 2019," kata dia.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan hingga kini Kementerian yang ia pimpin masih melakukan pendataan bendungan-bendungan dan embung yang sudah selesai namun belum memiliki jaringan irigasi. Dengan pembangunan bendungan yang diikuti oleh jaringan irigasi diharapkan mampu mengairi ke sawah-sawah milik petani.
Menurut dia, pembangunan bendungan, embung dan irigasi di seluruh Indonesia guna mewujudkan ketahanan air dan pangan sesuai Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla. "Pembangunan bendungan, embung dan irigasi di seluruh Indonesia guna mewujudkan ketahanan air dan pangan sesuai Nawa Cita dari Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla," ucap Basuki, Menteri PUPR.