Harga Beras Belum Stabil, Kemendag Gelar Operasi Pasar
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Martha Warta
Selasa, 9 Januari 2018 11:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) gelar operasi pasar luncurkan beras medium milik Badan Urusan Logistik (Bulog). Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan bahwa operasi pasar kali ini merupakan bagian dari perluasan titik yang akan jual beras Bulog, dengan harga di bawah harga eceran tertinggi (HET) atau senilai Rp 9.450/kg.
"Dengan diluncurkan operasi pasar beras medium ini, dalam 1-2 hari harusnya sudah turun dan akan terkendali," kata Enggartiasto di Gudang Bulog, Kelapa Gading, Jakarta pada Selasa, 9 Januari 2018.
Baca: Mendag: Mulai Besok, Harga Beras Medium Tidak Boleh Melebihi HET
Enggartiasto mengatakan ia akan memonitor terhadap distribusi, penjualan dan harga beras medium ke pasar. Selain itu, ia juga mengatakan telah menggandeng stakeholders perberasan dalam melakukan distribusi, penjualan dan harga beras medium milik Bulog hasil operasi pasar.
"Saya pastikan ada 1500 staf Kemendag di daerah (untuk memantau) didampingi oleh Satgas Pangan juga dengan Divre dan Sub Divre Bulog. Kita langsung penetrasi ke pasar termasuk distributor yang memiliki jaringan ke pasar," ucap Enggartiasto.
Sebagai perbandingan, merujuk pada situs Kementerian Perdagangan, pada 8 Januari 2018 harga beras secara nasional rata-rata mencapai Rp 11.131/kg. Sedangkan, harga operasi pasar beras medium yang dikeluarkan oleh Bulog pada operasi kali ini mencapai Rp 9.300/kg.
Enggartiasto juga mengatakan bahwa untuk menstabilkan harga beras, Kementerian telah mewajibkan seluruh pedagang beras yang ada di pasar seluruh daerah Indonesia untuk menjual beras medium milik Bulog mulai hari ini. Karena itu, menurut dia, kalau ada pedagang yang tidak bersedia menjual beras tersebut patut diduga menikmati kenaikan harga yang tidak wajar.
Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti mengatakan bahwa operasi pasar ini adalah agenda melaunching kembali sekaligus memperluas titik operasi pasar untuk menstabilkan harga beras di pasaran. Djarot menurutkan pada November dan Desember 2017 sebenarnya Bulog telah melakukan operasi pasar dengan jumlah titik distribusi mencapai 1100 titik distribusi beras.
"Dengan jumlah titik distribusi tersebut, pada Desember 2017 Bulog tercatat telah menggelontorkan beras hingga 50 ribu ton," kata Djarot.
Menurut Djarot, jumlah tersebut ternyata belum cukup dan belum mampu meredam kenaikan harga beras di pasar. Karena itu, pihaknya sejak 1 Januari 2018 lalu telah menambah jumlah titik distribusi dari 1100 menjadi 1800 titik distribusi hingga 9 Januari 2018 ini.
"Sampai hari kemarin per hari sudah 13 ribu ton, untuk mendorong beras pemerintah ke pasar dengan harapan suplai beras seimbang dan harganya kembali ke harga yang kita harapakan," kata Djarot.
Sebagai perbandingan, merujuk pada situs Kementerian Perdagangan, pada 8 Januari 2018 harga beras secara nasional rata-rata mencapai Rp 11.131/kg. Sedangkan, harga operasi pasar yang dikeluarkan oleh Bulog pada operasi kali ini mencapai Rp 9.300/kg.