Radius Bahaya Gunung Agung Berkurang

Reporter

Vindry Florentin

Editor

Martha Warta

Kamis, 4 Januari 2018 12:52 WIB

Pihak kepolisian dan petugas keamanan adat atau Pecalang memantau Pura Besakih, pasca erupsi Gunung Agung semalam, di Desa Besakih, Karangasem, Bali, 2 Januari 2018. Pura Besakih berada dalam zona bahaya, yaitu 8 Km dari kawah Gunung Agung. Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menurunkan batas daerah bahaya di Gunung Agung. Namun status awas masih dipertahankan.

Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar mengatakan daerah bahaya saat ini berada di sepanjang 6 kilometer dari kawah. Sebelumnya, radius daerah bahaya adalah 8 kilometer dari kawah dan perluasan secara sektoral 10 kilometer.

Baca: Erupsi Gunung Agung, OJK Relaksasi Kredit Bank di Karangasem

Dalam radius tersebut, Rudy memperkirakan ada potensi bahaya berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat. "Jika hujan turun, ada potensi lahar hujan yang akan mengikuti lembah sungai yang berhulu dari Gunung Agung, bergantung pada debit air dan volume material erupsi," katanya, di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis, 4 Januari 2018.

Meski daerah berbahaya sudah berkurang, status gunung di Bali itu tidak diturunkan. Rudy menuturkan saat ini Gunung Agung masih dalam fase erupsi dan berdampak pada permukiman yang berada dalam radius 3-6 kilometer dari kawah. "Kalau dalam radius tersebut tidak ada permukiman, statusnya sudah bisa diturunkan," ucapnya.

Fase erupsi terlihat dari adanya material berupa lava yang mengisi kawah, embusan abu, dan lontaran batuan di sekitar kawah. Berdasarkan hasil analisis, volume lava di dalam kawah sekitar 20 juta meter kubik dari kapasitas kawah sebesar 60 juta meter kubik. Rudy menuturkan laju pertumbuhan kubah saat ini rendah, sehingga untuk memenuhi volume kawah dalam waktu singkat, kemungkinannya kecil.

Analisis itu menunjukkan potensi bahaya awan panas masih relatif kecil. "Untuk mendobrak kubah lava menjadi awan panas diperlukan pembangunan tekanan yang cukup besar, sementara pembangunan tekanan hingga hari ini belum menunjukkan pola peningkatan yang signifikan," ujar Rudy.

Gunung Agung hingga kemarin, Rabu, 3 Januari 2018, pukul 18.00 Wita, menunjukkan jumlah kegempaan dengan frekuensi tinggi dan rendah atau berfluktuasi. Ini mengindikasikan masih adanya tekanan dan aliran magma dari kedalaman hingga ke permukaan meski energi gempanya belum menunjukkan tren kenaikan yang signifikan.

Berdasarkan analisis deformasi dalam beberapa hari terakhir, Gunung Agung menunjukkan tren yang stagnan. Hal ini mengindikasikan belum adanya peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan. Adapun data geokimia terakhir menunjukkan masih adanya gas magmatik SO2 dengan flux sekitar 100-300 ton per hari.

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

18 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

50 hari lalu

61 Tahun Lalu Erupsi Gunung Agung Tewaskan Lebih Seribu Orang, Abu Vulkaniknya Sampai Greenland

Erupsi Gunung Agung di Bali menewaskan ribuan nyawa dan abu vulkaniknya sampai ke Greenland pada 16 Maret 1963. Ini kilas balik bencana alam itu.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

16 Oktober 2023

Syarat Dapat Rice Cooker Gratis dari Pemerintah, Apa Saja?

MKementerian ESDM akan memberikan bantuan 600 ribu unit rice cooker secara gratis, apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Lereng Gunung Agung Terbakar, BNPB Ungkap Kendala Pemadaman

29 September 2023

Lereng Gunung Agung Terbakar, BNPB Ungkap Kendala Pemadaman

Lereng Gunung Agung terbakar pada Kamis, 28 September 2023. BPNB mengungkapkan kendala pemadaman.

Baca Selengkapnya

Penjualan Terakhir Toko Buku Gunung Agung Kwitang: Berjam-jam Antre di Pintu Masuk dan Kasir

31 Agustus 2023

Penjualan Terakhir Toko Buku Gunung Agung Kwitang: Berjam-jam Antre di Pintu Masuk dan Kasir

Gerbang masuk gedung Toko Gunung Agung Kwitang sudah ditutup sejak pukul 15 karena pengunjung membeludak.

Baca Selengkapnya

Pura Lempuyang Ditutup 2-6 Agustus 2023, Salah Satu Pura Paling Dihormati di Bali

30 Juli 2023

Pura Lempuyang Ditutup 2-6 Agustus 2023, Salah Satu Pura Paling Dihormati di Bali

Pura Lempuyang akan ditutup pada 2 - 6 Agustus 2023, karena akan diadakan upacara Pujawali. Begini profil salah satu pura yang dihormati di Bali.

Baca Selengkapnya

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

26 Juli 2023

Indosolar Expo 2023: Upaya Bersama Bangkitkan Energi Surya Indonesia

Energi surya memiliki peran strategis dalam mengakselerasi upaya transisi energi khususnya di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Larangan Pendakian Gunung di Bali, Tak Hanya untuk Turis Asing

6 Juni 2023

Fakta-fakta Larangan Pendakian Gunung di Bali, Tak Hanya untuk Turis Asing

Larangan pendakian gunung di Bali juga berlaku untuk turis lokal

Baca Selengkapnya