Harga Minyak Mentah Naik, Pertamina Bakal Merugi Jual Premium?

Rabu, 27 Desember 2017 07:25 WIB

Ratusan pemudik bersepeda motor mengisi ulang BBM di SPBU Gempol Sari, Subang, Jawa Barat, 2 Juli 2016. Pertamina memperkirakan konsumsi premium naik 15 persen selama H-15 hingga H+15 Lebaran. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro, meminta pemerintah meninjau ulang kebijakan harga bahan bakar minyak jenis pelayanan masyarakat (public service obligation/PSO), khususnya Premium yang dijalankan oleh PT Pertamina (Persero). Harga minyak dunia yang terus naik membuat penjualan Premium saat ini sudah jauh di bawah harga keekonomiannya.

“Ini cuma tinggal menunggu waktu kapan tekornya dan kapan macetnya," ujar Komaidi kepada Tempo, Selasa, 26 Desember 2017. "Pas macet itu yang berbahaya.”

Saat ini harga keekonomian bensin beroktan rendah itu mencapai Rp 7.250 per liter. Bahkan, di wilayah Indonesia timur, ongkos produksi Premium mencapai Rp 8.250 per liter.

Baca: Dirut Pertamina Klarifikasi Isu Kerugian Rp 12 Triliun

Besaran ini sudah naik ketimbang harga keekonomian Premium per September lalu yang sebesar Rp 7.100 per liter. Kenaikan ini sejalan dengan naiknya harga minyak mentah dunia.

Advertising
Advertising

Saat perdagangan dibuka pada Januari lalu, harga minyak yang diperdagangkan di Pasar Brent, Inggris, mencapai US$ 54,58 per barel. Sementara itu, dalam perdagangan terakhir 22 Desember kemarin, minyak dihargai US$ 65,04 per barel.

Pertamina saat ini masih menjual Premium dengan harga Rp 6.450 di luar Jawa, Madura, dan Bali. Angka ini tidak berubah sejak 2016 saat minyak dunia masih berkisar US$ 45 per barel. Pertamina menanggung kerugian penjualan ini karena Premium bukan termasuk bahan bakar minyak bersubsidi. Subsidi yang diberikan pemerintah hanya untuk bahan bakar jenis solar.

Jika harga tidak direvisi, Komaidi memperkirakan defisit penjualan Premium Pertamina akan mencapai Rp 1.000 per liter. Jika dikali dengan penjualan Premium per kuartal III lalu sebesar 5,49 juta kiloliter, kerugian perseroan akan mencapai Rp 5,49 triliun. “Bisnis tidak bisa seperti ini. Harus dibiasakan sesuai dengan kaidah korporasi.”

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan kebijakan pemerintah untuk menahan harga Premium membuat pendapatan bersih perusahaan pada kuartal III tahun ini terpangkas dari US$ 3,05 miliar menjadi US$ 1,09 miliar. Torehan laba bersih juga melorot dibanding pada periode sama tahun lalu yang sebesar US$ 2,83 miliar.

“Kalau kami dapat sesuai ketentuan, nett profit kami sudah US$ 3 miliar. Tapi kan kami milik pemerintah, kami juga menerima penugasan,” kata Massa Manik.

Berita terkait

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

22 jam lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

3 hari lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

5 hari lalu

Pertamina Indonesian GM Tournament 2024: Pecatur Aditya Bagus Arfan dan Novendra Priasmoro Juara

IM Aditya Bagus Arfan dan GM Novendra Priasmoro juara di pertandingan catur Pertamina Indonesian GM Tournament 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

8 hari lalu

Gempa Garut, Pertamina Pastikan Operasional tetap Berjalan

PT Pertamina Patra Niaga memastikan operasionalnya masih berjalan aman pascagempa di Garut, Jawa Barat pada Sabtu, 27 April 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

9 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

9 hari lalu

PGN Optimalkan Produk Gas Alam Cair

PGN mulai optimalkan produk gas alam cair di tengah menurunnya produksi gas bumi.

Baca Selengkapnya

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

11 hari lalu

Cara Mendaftar Sebagai Penerima LPG 3 Kg Bersubsidi

Bagi masyarakat yang belum terdaftar sebagai pembeli LPG 3 kg harus menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) di pangkalan atau penyalur resmi.

Baca Selengkapnya

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

13 hari lalu

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Bicara Pemerataan Energi Indonesia

PT Pertamina (Persero) dan PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading berpartisipasi dalam pameran industri terkemuka internasional

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

13 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya