Di akun Youtube Najwa Shihab pada Jumat 24 November 2017, Fredrich Yunadi memberberkan gaya hidup mewahnya hingga Tagar #SukaKemewahan pun sempat menjadi trending topic di jagad Twitter. Fredrich mencontohkan pernah menghabiskan biaya Rp 3M hingga Rp 5 miliar hanya untuk bepergian ke luar negeri. Foto/instagram.com
TEMPO.CO, Jakarta -Pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadimengatakan dirinya menyukai kemewahan. Dalam wawancara dengan Najwa Shihab yang rekamannya beredar di Youtube, Fredrich Yunadi menyatakan biasa mengeluarkan biaya sebesar Rp 3 miliar hingga Rp 5 miliar untuk rekreasi ke luar negeri.
Ihwal pernyataan Fredrich Yunadi tersebut, Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), Luhut Marihot Parulian Pangaribuan angkat bicara. Luhut mengimbau kepada para advokat tidak bersikap sombong dan pamer kekayaan.
Luhut mengatakan, sudah sepatutnya setiap advokat bersikap sopan dan meraih rezeki dengan tidak memanfaatkan koneksi pejabat ataupun orang besar. “Etika profesi advokat mengajarkan supaya kami jadi teladan dan tidak pongah,” kata Luhut saat dihubungi Tempo, Rabu 19 November 2017.
Menurut Luhut, dari sekian banyak rekan advokatnya, hanya segelintir orang yang memiliki gaya hidup seperti Fredrich Yunadi. “Sejak 1979 jadi advokat hanya satu atau dua yang gayanya seperti itu. Umumnya yang mengandalkan kedekatan aparatur negara” kata dia.
Peradi mengimbau kepada Fredrich Yunadi agar menjaga etika sebagai seorang advokat. Ia mengatakan setiap advokat berpotensi untuk dilaporkan ke Dewan Kehormatan Advokat apabila terbukti melakukan pelanggaran etika. Menurut luhut, pernyataan-pernyataan Fredrich yang berlebihan terkait kekayaan tidak pantas dipublikasikan ke publik.
Kemarin ketika dihubungi Tempo, Fredrich Yunadi mengatakan biaya yang diberikan Setya Novanto kepada dirinya merupakan bagian dari honornya sebagai kuasa hukum. Fredrich juga mengungkapkan kekayaan yang ada diperoleh dari penanganan berbagai kasus dari klien-kliennya baik individu maupun korporat.
"Saya kasih contoh, kalau satu kontrak saya sama perusahaan A, satu bulan Rp 100 juta jadi kalau satu tahun udah Rp 1,2 miliar. kalau saya ada 50 perusahaan sudah tahu kan uangnya berapa? Itu hanya sebagai advisor loh," kata Fredrich Yunadi.