Fredrich Sebut Video Soal Kemewahan Editan, Ini kata Najwa Shihab

Selasa, 28 November 2017 19:57 WIB

Mantan pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi, dalam wawancara dengan Najwa Shihab, 24 November 2017. (nazwa shihab/youtube.com)
TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis dan presenter Najwa Shihab membantah tudingan Fredrich Yunadi, bahwa video hasil wawancaranya dengan pengacara Setya Novanto soal kehidupan mewah sang advokat sebagai hasil editan.
"Karena yang saya upload di Youtube itu keseluruhan, seluruh omongannya pak Fredrich. Dalam cuplikan-cuplikan yang kami tayangkan di media sosial juga kami tidak memotong, itu utuh omongan pak Fredrich soal itu," kata Najwa Shihab, Selasa, 28 November 2017.

Dalam wawancara dengan Najwa Shihab yang diunggah ke YouTube, Fredrich Yunadi mengaku senang bergaya hidup mewah selama ini. Dalam wawancara tersebut Fredrich mengaku terbiasa menghabiskan uang miliaran saat melancong ke luar negeri.

"Saya suka mewah. Saya kalau ke luar negeri, sekali pergi itu minimum saya spend Rp 3 M, Rp 5 M. Yang sekarang, tas Hermes yang harganya Rp 1 M juga saya beli. Saya suka kemewahan," tutur Fredrich dalam wawancara dengan Najwa pada Jumat pekan lalu, 24 November 2017.

Infografis: Kasus-Kasus Setya Novanto, Mulai Dari Bank Bali Sampai Impor Limbah Beracun

Saat dikonfirmasi mengenai kebenaran pernyataan tersebut, Fredrich mengatakan bahwa video di Youtube tersebut hasil editan.

"Sekarang tanya aja sama Najwa sana. Jangan you menggunakan Youtube yang editannya orang. Gitu aja cukup jawaban saya," kata Fredrich.
Menurut Najwa, dalam proses syuting yang dilakukan di wilayah Cilandak Timur, Jakarta, seluruh hasil wawancara ditanyangkan di Youtube.
"Seluruh omongannya dan potongan promo/cuplikan (yang ditampilkan) bukan sesuatu yang lain dari konteksnya sama sekali, tidak. Dalam cuplikan kami (juga) cantumkan lengkapnya bisa dilihat di Youtube," kata Najwa.
Wawancara nazwa Shihab dengan Fredrich Yunadi (najwashihab/youtube.com)
Menurut Najwa cuplikan yang di tampilkan di media sosial juga tidak edit atau menyambung-nyambungkan omongan, itu satu kalimat utuh dari Fredrich.
Adapun alasan Najwa memilih untuk mengundang Fredrich Yunadi dan Dinal Fariz, Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch(ICW) dalam wawancara itu, karena isu sedang berlangsung adalah isu Setya Novanto. "Jadi sama halnya seperti Tempo kenapa wawancara, sama, karena isu yang lagi menarik, isu yang lagi penting, dan kemudian kami angkat. Murni pertimbangan jurnalistik," kata Najwa.

Advertising
Advertising

Berita terkait

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

3 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

3 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

4 hari lalu

Mantan Dirut RSUP Haji Adam Malik Jadi Tersangka Korupsi, Pakai Uang Pajak untuk Kepentingan Pribadi

Kejaksaan menetapkan mantan Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan, Bambang Prabowo, sebagai tersangka korupsi.

Baca Selengkapnya

Sudah Berkali Dapat Remisi, Segini Diskon Masa Tahanan Koruptor e-KTP Setya Novanto

16 hari lalu

Sudah Berkali Dapat Remisi, Segini Diskon Masa Tahanan Koruptor e-KTP Setya Novanto

Narapidana korupsi e-KTP Setya Novanto beberapa kali mendapatkan remisi masa tahanan. Berapa jumlah remisi yang diterimanya?

Baca Selengkapnya

Intip Promo Lebaran Package Richeese Factory dan KFC Bucket Hampers

17 hari lalu

Intip Promo Lebaran Package Richeese Factory dan KFC Bucket Hampers

Dalam rangka semarak Lebaran, Richeese Factory mengeluarkan promo Lebaran Package, sedangkan KFC punya paket KFC Bucket Hampers.

Baca Selengkapnya

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

18 hari lalu

Per Maret 2024, Setoran Pajak Ekonomi Digital Mencapai Rp 23,04 Triliun

Ditjen Pajak Kemenkeu mencatat penerimaan negara dari sektor usaha ekonomi digital hingga 31 Maret 2024 mencapai Rp 23,04 triliun.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi Uang Pajak Rp 8 Miliar, Mantan Direktur Keuangan dan Bendahara RS Haji Adam Malik Medan Ditahan

25 hari lalu

Dugaan Korupsi Uang Pajak Rp 8 Miliar, Mantan Direktur Keuangan dan Bendahara RS Haji Adam Malik Medan Ditahan

Kejaksaan Negeri Medan menahan dan menetapkan dua mantan pejabat RSUP Adam Malik sebagai tersangka korupsi

Baca Selengkapnya

Ditjen Pajak Klaim Skema Baru Potongan THR Sudah Sesuai Standar Internasional

26 hari lalu

Ditjen Pajak Klaim Skema Baru Potongan THR Sudah Sesuai Standar Internasional

Ditjen Pajak atau DJP mengklaim pengenaan pajak penghasilan (PPh) pasal 21 dengan skema terbaru telah sesuai dengan standar internasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Begini Penjelasan Lengkap Jubir Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, soal Restitusi Pajak; Bandara Dhoho Kediri 100 Persen Siap Layani Penerbangan

27 hari lalu

Terkini: Begini Penjelasan Lengkap Jubir Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, soal Restitusi Pajak; Bandara Dhoho Kediri 100 Persen Siap Layani Penerbangan

Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo, mengatakan proses pemeriksaan restitusi pajak merupakan proses lazim.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Keluhan Restitusi Pajak, Begini Penjelasan Lengkap Jubir Sri Mulyani

27 hari lalu

Ramai soal Keluhan Restitusi Pajak, Begini Penjelasan Lengkap Jubir Sri Mulyani

Yustinus Prastowo mengatakan proses pemeriksaan saat restitusi pajak merupakan proses yang lazim sesuai standar dan prosedur pemeriksaan.

Baca Selengkapnya