Ekspor Kayu Bulat Kembali Dibuka, Asmindo: Itu Kemunduran

Jumat, 24 November 2017 12:09 WIB

Ekpresi pekerja saat memotong kayu gelondongan di kawasan Klender, Jakarta, 15 Maret 2016. Dengan demikian ekspor Indonesia ke Uni Eropa mencapai US$ 211, 9 juta atau sekitar 9,23 % dari total yang mencapai US$ 22,5 miliar. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) meminta pemerintah membatalkan rencana membuka kembali keran ekspor kayu bulat atau gelondongan yang telah ditutup selama 16 tahun. "Rencana dibukanya ekspor kayu gelondongan sebuah kemunduran bagi bangsa ini," kata Ketua Bidang Organisasi DPP Asmindo Endro Wardoyo di Yogyakarta, Jumat, 24 November 2017.

Asmindo, kata Endro, sangat menyayangkan dan meminta Menteri Kehutanan untuk membatalkan rencana tersebut. Pasalnya keputusan kembali membuka keran ekspor kayu log itu bertentangan dengan instruksi Presiden Joko Widodo mengenai penghentian ekspor bahan mentah beberapa waktu lalu pada saat kunjungan kerja di Tokyo.

Baca: Kemenhut Pertimbangkan Kembali Buka Ekspor Kayu Bulat

Endro menyebutkan, Asmindo dengan tegas menolak. "Karena industri dalam negeri masih sangat membutuhkan bahan baku kayu sehingga lebih baik digunakan sendiri," ucapnya.

Kayu gelondongan, menurut Endro, lebih baik digunakan oleh industri dalam negeri karena akan memberi nilai tambah bagi pendapatan ekonomi masyarakat secara luas. Apalagi industri ini bersifat padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja cukup besar.

Advertising
Advertising

Pembukaan ekspor kayu gelondongan saat ini dinilai tak tepat karena industri berbahan baku kayu dalam negeri yang sedang terpuruk karena tidak mampu bersaing dalam berbagai hal. "Dibukanya keran ekspor berarti memberi kesempatan kompetitor kita di luar negeri untuk membunuh industri kita di dalam negeri," ucap Endro.

Endro khawatir dengan dibukanya kembali keran ekspor kayu gelondongan bakal membuka peluang bagi mafia kayu yang saat ini jumlahnya sudah sangat sangat berkurang. Saat ini industri mebel nasional memiliki sejumlah masalah mulai dari ketidakpastian pasokan bahan baku, persaingan ketat dalam memperoleh bahan baku dan bahan baku kualitas rendah. "Tingginya harga bahan baku sehingga mempengaruhi daya saing industru mebel dan kerajinan kayu kita di pasar internasional," katanya.

Sebelumnya, pemerintah mempertimbangkan untuk membuka keran ekspor kayu bulat kembali setelah melarangnya selama 16 tahun. Alasannya, harga kayu bulat yang jatuh di dalam negeri harus diangkat melalui ekspor.

Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono menyebutkan gagasan mencabut larangan ekspor kayu bulat sudah dikomunikasikan ke beberapa kementerian dan lembaga. Menurut dia, pengapalan log tidak bisa ditunda lagi jika melihat perkembangan saat ini.

Berita terkait

Siap Garap Proyek Furnitur dan Interior IKN, Asmindo Sebut Nilai Kontrak Bisa Rp 100 Triliun

28 Februari 2024

Siap Garap Proyek Furnitur dan Interior IKN, Asmindo Sebut Nilai Kontrak Bisa Rp 100 Triliun

Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) siap menggarap proyek furnitur dan interior Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

Bangun Industri Furnitur dari Hulu ke Hilir, Asmindo Gandeng Cina National Furniture Asosiation

27 Februari 2024

Bangun Industri Furnitur dari Hulu ke Hilir, Asmindo Gandeng Cina National Furniture Asosiation

Asmindo menggandeng Cina National Furniture Asosiation (CNFA) untuk membangun industri furnitur yang berkelanjutan dari hulu sampai hilir.

Baca Selengkapnya

Himki Gugat Menkumham RI dalam Perkara Asmindo

22 Agustus 2023

Himki Gugat Menkumham RI dalam Perkara Asmindo

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki) gugat Kemenkumham terkait perkara Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia Asmindo

Baca Selengkapnya

Asmindo Sebut Pasar Mebel Dunia Potensial bagi Indonesia, Sebab...

10 Mei 2023

Asmindo Sebut Pasar Mebel Dunia Potensial bagi Indonesia, Sebab...

Pada tahun 2022, pasar mebel dunia berhasil mencatat pendapatan secara global sebesar USD 695 miliar.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Industri Mebel Targetkan 10 Ribu Pengunjung dan 400 Peserta Pameran IFFINA 2023

10 Mei 2023

Asosiasi Industri Mebel Targetkan 10 Ribu Pengunjung dan 400 Peserta Pameran IFFINA 2023

ASMINDO kembali menggelar pameran IFFINA 2023 setelah vakum selama enam tahun.

Baca Selengkapnya

Pameran Mebel IFFINA Hadir Kembali September 2023 di ICE BSD

9 Maret 2023

Pameran Mebel IFFINA Hadir Kembali September 2023 di ICE BSD

Tahun ini Pameran IFFINA akan dilaksanakan pada tanggal 14-17 September, bertempat di ICE (Indonesia Convention & Exhibition) BSD

Baca Selengkapnya

Mendag Tetapkan Harga Patokan Ekspor Kayu Olahan Meranti

27 Oktober 2020

Mendag Tetapkan Harga Patokan Ekspor Kayu Olahan Meranti

Peraturan Menteri Perdagangan terkait harga patokan ekspor kayu olahan meranti ini mulai berlaku pada tanggal 25 Oktober 2020

Baca Selengkapnya

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

3 Januari 2020

Terpukul Perang Dagang, Nilai Ekspor Kayu Olahan Turun 4 Persen

Terpukul oleh perang dagang, nilai ekspor kayu olahan Indonesia sampai 31 Desember 2019 hanya mencapai US$ 11,64 miliar.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Dagang, Ekspor Kayu Lapis Anjlok

19 September 2019

Imbas Perang Dagang, Ekspor Kayu Lapis Anjlok

Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina dituding sebagai salah satu penyebab melemahnya ekspor kayu lapis (plywood) Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Mengeluh, Pemerintah Kaji Penghapusan PPN Kayu Log

10 September 2019

Pengusaha Mengeluh, Pemerintah Kaji Penghapusan PPN Kayu Log

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan para pengusaha mebel mengeluh soal pengenaan PPN terhadap kayu log kepada Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya