Jajaran Dewan Gubernur Bank Indonesia saat jumpa wartawan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia 2017, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, 16 November 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan pertumbuhan kredit perbankan masih lambat. Sumber utamanya berasal dari permintaan dan penawaran kredit.
Dari sisi permintaan, pemicunya adalah kondisi perusahaan yang masih menyelesaikan konsolidasi. "Jadi mereka belum meminta tambahan kredit," kata Agus di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 20 November 2017.
Di sisi lain, perbankan masih berhati-hati menawarkan kredit. Meskipun demikian, secara umum rasio kredit bermasalah perbankan dalam kondisi baik, yaitu di bawah 3 persen. Agus menuturkan perbankan saat ini tidak terlalu agresif melakukan ekspansi.
Pertumbuhan kredit pada September 2017 sebesar 7,9 persen secara tahunan (year-on-year). Angkanya lebih rendah daripada pertumbuhan pada Agustus yang mencapai 8,4 persen. Sementara itu, pertumbuhan kredit sampai September 2017 baru tumbuh di bawah 4 persen secara year-to-date.
Tahun ini, Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan bisa tumbuh di kisaran 8 persen. Untuk meningkatkan fungsi intermediasi, BI telah memutuskan tidak mengubah countercyclical capital buffer (CCB), yaitu tetap nol persen.