Perencana Keuangan Sarankan Koleksi Emas Saat Harga Anjlok
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 12 November 2017 07:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perencana keuangan dari Finansia Consulting, Eko Indarto, memperkirakan anjloknya harga emas baru-baru ini tak lantas membuat para investor beralih dari logam mulia tersebut ke produk investasi lainnya. "Ini malah indikasi untuk menambah portofolio di emas," ujar Eko saat dihubungi Tempo, Sabtu malam, 11 November 2017. "Karena penurunan sesaat tidak berpengaruh untuk investasi jangka panjang."
Pernyataan Eko menanggapi kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir jatuh lebih dari satu persen pada Jumat atau Sabtu pagi, 11 November 2017, waktu Indonesia barat. Anjloknya harga emas itu akibat aktivitas penjualan misterius besar-besaran.
Baca: Harga Emas Dunia Anjlok Dipicu Penjualan Misterius
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, merosot US$ 13,30 atau 1,03 persen, menjadi di US$ 1.274,20 per ons. Ini adalah penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari tiga minggu. Penurunan tajam tersebut dipicu oleh serangkaian penjualan besar-besaran yang memindahkan sekitar empat juta ons emas di pasar berjangka menjelang akhir sesi, kata pengamat keuangan. Aksi jual tersebut menyebabkan turunnya harga emas dalam waktu 10-15 menit.
Di sisi lain, Eko melihat prospek yang bagus dalam investasi emas. Selain karena kuat menghadapi inflasi, emas pun tak sulit dicari di masyarakat. “Indikasinya cukup sederhana, dalam 20 tahun terakhir harga emas hanya turun 2 kali, kalau tak salah pada 1998 dan 2016, jadi untuk (investasi) jangka panjang masih cocok,” ujarnya.