TEMPO.CO, Jakarta - Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir jatuh lebih dari satu persen pada Jumat atau Sabtu pagi, 11 November 2017, waktu Indonesia barat, akibat aktivitas penjualan besar-besaran.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember, merosot US$ 13,30 atau 1,03 persen, menjadi di US$ 1.274,20 per ons. Ini adalah penurunan satu hari terbesar dalam lebih dari tiga minggu.
Baca juga: Harga Emas Anjlok, Ini Saatnya Investasi Emas?
Ingin Investasi Emas? Ini Kelebihan dan Kekurangannya
Penurunan tajam tersebut dipicu oleh serangkaian penjualan besar-besaran yang memindahkan sekitar empat juta ons emas di pasar berjangka menjelang akhir sesi, kata pengamat keuangan.
Aksi jual tersebut menyebabkan turunnya harga emas dalam waktu 10-15 menit.
Para analis tidak bisa menjelaskan alasan di balik apa yang mereka sebut aksi jual "misterius", apalagi ketika saham New York dan dolar Amerika Serikat terus mundur, karena mereka biasanya bergerak terbalik terhadap logam mulia.
Indeks dolar AS, sebuah ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, turun 0,13 persen menjadi 94,41 pada pukul 18.10 GMT.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 56,27 poin atau 0,24 persen menjadi 23.405,67 pada pukul 18.21 GMT.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember, turun 10,4 sen atau 0,61 persen, menjadi ditutup pada US$ 16,871 dolar AS per ons.
Platinum untuk penyerahan Januari berikutnya turun US$ 8,50 atau 0,90 persen, menjadi menetap di US$ 932,10 per ons.
Di Indonesia, harga emas Logam Mulia Antam tercatat turun Rp 4.036 menjadi Rp 581.789 per gram.
ANTARA