Perusahaan Filipina Akuisisi Saham Nusantara Infrastructure
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 8 November 2017 18:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan jalan tol asal Filipina, Metro Pasific Tollways Corporation (MPTC), secara tidak langsung membeli 6,6 miliar lembar saham atau setara dengan 43,3 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan Nusantara Infrastructure dari PT Matahari Kapital Indonesia. Pembelian saham oleh MPTC dilakukan melalui PT Metro Pacific Tollways Indonesia dengan nilai pembelian total sekitar US$ 132 juta.
"Kami akan membawa pelayanan dan operasional yang baik kepada sebuah perusahaan Indonesia yang berpotensi berkembang di bidang jalan tol," ujar Direktur Utama Metro Pasific Tollways Corp di Jakarta Convention Center, Rabu, 8 November 2017. MPTC adalah salah satu perusahaan jalan tol di Filipina, yang telah mengoperasikan hampir 200 kilometer jalan tol di negaranya dan sekitar 120 kilometer di Vietnam dan Thailand.
Direktur Utama Nusantara Infrastructure Muhammad Ramdani Basri mengatakan kerja sama ini untuk mempercepat pertumbuhan infrastruktur dalam negeri. “Kami mendapatkan kepercayaan dari mitra strategis untuk mengembangkan dan mempercepat pertumbuhan infrastruktur di Indonesia melalui investment partnership ini," ujarnya.
Dia berujar perseroan berkomitmen turut berkontribusi mempercepat pembangunan infrastruktur tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur. Hal ini terlihat dari anggaran pembiayaan infrastruktur dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 sebesar Rp 6.780 triliun.
Adapun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memperkirakan kebutuhan dana investasi infrastruktur hanya dapat dipenuhi dari APBN Rp 1.000 triliun, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Rp 500 triliun, badan usaha milik negara dan swasta Rp 210 triliun, perbankan Rp 500 triliun, asuransi dan dana pensiun Rp 60 triliun, serta lembaga pembiayaan infrastruktur Rp 500 triliun. "Karena itu, terdapat financial gap sebesar Rp 4.000 triliun yang harus dipenuhi dari sumber pendanaan lain guna melakukan akselerasi pembangunan infrastruktur di Indonesia," ujar Ramdani.
Selama ini, kata dia, dalam mengembangkan ekpansinya, Nusantara Infrastructure telah menggandeng berbagai mitra strategis, seperti Cap Asia, Providence Equity, serta Nexco dan Jexway, yang merupakan salah satu operator jalan bebas hambatan terbesar di Jepang.
Bersama MPTC, Direktur Operasi Nusantara Infrastructure mengatakan perseroan bakal menyibukkan diri membangun jalan tol. "Ada tiga sampai empat jalan tol lagi akan kami bangun," ucapnya. Salah satu dari empat proyek jalan tol yang dimaksud adalah pembangunan Jalan Tol Layang Andi Pangerang Pettarani, yang menghubungkan Bandara Sultan Hasanuddin ke Jalan A.P. Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan.
Untuk tiga jalan tol lain, kata dia, satu di antaranya akan berada di luar Jawa dan dua ruas lain di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Biaya yang dianggarkan untuk ruas jalan tol layang di Makassar, kata Dani, mencapai Rp 2,5 triliun. Sedangkan untuk tiga ruas jalan tol lain, dia belum bisa berkomentar banyak. "Diperkirakan total akan menghabiskan Rp 9-10 triliun," tuturnya.
Di sektor jalan tol, Nusantara Infrastructure memegang konsesi ruas Jakarta Outer Ring Road seksi W1 ruas Kebon Jeruk-Penjaringan, jalan tol BSD ruas Pondok Aren-Serpong, jalan tol BMN, Makassar, ruas Pelabuhan Soekarno Hatta-Pettarani, serta jalan tol (PT Jalan Tol Seksi Empat/JTSE) ruas Tallo-Bandara Hasanuddin, Makassar.
Di sektor pengelolaan bisnis jalan tol, pengelolaan air bersih, pelabuhan, dan telekomunikasi, Nusantara Infrastructure telah melayani 103 juta pelanggan lebih, 550 ribu rumah tangga, 103 juta kendaraan, dan 226 kapal, serta menghubungkan jutaan orang melalui komunikasi.
CAESAR AKBAR