Soal Literasi Internet, Ini Rencana Menteri Rudiantara
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 6 November 2017 14:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan literasi yang berkaitan dengan penggunaan dan keamanan berinternet. Menurut dia, menyebarnya konten pornografi melalui media sosial WhatsApp dan potensi bocornya informasi pribadi seseorang kepada pihak lain disebabkan ketidakhati-hatian dan kurangnya pengetahuan dalam berinternet.
“Saat ini kami sedang mendorong literasi penggunaan internet kepada masyarakat agar (masyarakat) tidak hanya berpikiran konten negatif,” ujarnya saat dijumpai di Ruang Guru Tebet, Jakarta Timur, Senin, 6 November 2017.
Simak: Rudiantara: 33,7 Juta Pelanggan Sudah Registrasi Kartu Prabayar
Rudiantara mengklaim pihaknya sudah berusaha melakukan pencegahan akses konten negatif dengan memblokir beberapa situs dan kata kunci yang berhubungan dengan pornografi. Namun menurutnya, perlu hal ini akan sia-sia jika tingkat literasi masyarakat untuk mengakses internet positif masih rendah.
Selain itu, dia juga menjelaskan perihal keamanan dari data pribadi koonsumen yang melakukan registrasi kartu SIM prabayar dengan nomor Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. Rudiantara menjamin data yang tersimpa di provider tidak akan bocor ke pihak lain.
“Sudah dijamin melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tahun 2016 tentang keamanan data konsumen. Provider yang ketahuan menjual data konsumen, akan dicabut izinnya,” ujarnya.
Akan tetapi, dengan jaminan yang diberikan tersebut masih banyak masyarakat yang khawatir dengan keamanan data. Terlebih dengan menyebarnya kabar bohong (hoax) mengenai penyalahgunaan data probadi konsumen tersebut.
Menjawab hal tersebut Rudiantara menjelaskan, kebocoran data pribadi dapat terjadi jika masyarakat tidak berhati-hati dalam menggunakan aplikasi yang terhubung dengan internet. Menurutnya, saat ini banyak aplikasi di telepon pintar yang meminta akses ke beberapa data pribadi pengguna di telepon.
“Itu kan kalau pakai aplikasi, ada yang centang-centang untuk memperbolehkan akses ke data pribadi di telepon genggam. Masyarakat yang menuntut untuk dilindungi datanya, tapi mereka juga yang membuka,” ujar dia.
Rudiantara berharap ke depannya masyarakat bisa lebih berhati-hati dalam menggunakan internet. Ia menekankan penyalahgunaan internet bisa terjadi karena ada peran dari masyarakat itu sendiri, tidak semata-mata karena kelalaian pemerintah dalam melakukan pengawasan.
Sebelumnya diberitakan kehebohan di media sosial yang mempersoalkan beredarnya GIF WhatsApp porno masih berlanjut. Hingga hari ini linimasa Twitter Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara masih dibanjiri dengan keluhan, pertanyaan dan kekhawatiran para netizen akan fitur GIF di WhatsApp tersebut.
Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat, Hidayat Nur Wahid tercatat menyerukan Rudiantara agar bertindak tegas. "Ayo pak Mentri @kemkominfo @rudiantara_id, slamatkn anak2 bangsa, masa depan Indonesia, dr jahatny pornografi via WA" seperti dikutip dari cuitannya pada 15 jam lalu dari akunnya @hnurwahid.
M JULNIS FIRMANSYAH