Gerindra Menolak APBN 2018, Ini Alasannya

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 25 Oktober 2017 20:01 WIB

Perwakilan fraksi DPR melakukan lobi dalam Rapat Paripurna DPR ke-10 yang membahas RUU APBN 2018 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2017). DPR melalui rapat paripurna menyetujui RUU tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 menjadi undang-undang. ANTARA FOTO/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Gerindra di Dewan Perwakilan Rakyat menolak menyetujui pengesahan Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. Saat menyampaikan pandangan akhir kelompok fraksi dalam rapat persetujuan tingkat pertama RUU APBN 2018, Selasa malam, 24 Oktober 2017, Gerindra menyatakan menolak. Meski Gerindra menolak, fraksi lain menyatakan menyetujui RUU APBN 2018.

Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani mengatakan penolakan fraksinya terhadap RUU APBN 2018 dengan pertimbangan pemerintah akan mengalami kegagalan dalam meningkatkan rasio pajak yang ditargetkan sekitar Rp 1.600 triliun.

Baca juga: Gerindra Tolak Setujui RAPBN 2018

Apalagi dalam APBN 2017 hingga Oktober pemerintah baru mendapatkan pajak Rp 1.472 triliun.

"Jika target pajak tidak tercapai, kami khawatir pemerintah akan menambah beban keuangan negara," kata Muzani.

Rancangan APBN itu akhirnya disahkan dalam sidang paripurna DPR, Rabu, 25 Oktober 2017. Pemerintah dan DPR menyepakati total belanja negara tahun depan Rp 2.220,657 triliun. Total belanja yang dialokasikan untuk pemerintah pusat Rp 1.454,494 triliun serta transfer ke daerah dan dana desa Rp 766,162 triliun.

Pendapatan negara ditetapkan senilai Rp 1.894,7 triliun. Pendapatan ditargetkan masuk dari pendapatan dalam negeri Rp 1.893,5 triliun dan penerimaan hibah Rp 1,2 triliun.

Pendapatan dalam negeri terdiri atas pajak Rp 1.618 triliun. Dana itu berasal dari pendapatan pajak dalam negeri Rp 1.579,3 triliun dan pendapatan pajak perdagangan internasional Rp 38,7 triliun. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 275,4 triliun.

Untuk penerimaan negara bukan pajak terdiri atas penerimaan sumber daya alam (SDA) minyak dan gas Rp 80,3 triliun. Ada pula penerimaan SDA nonmigas Rp 23,3 triliun, pendapatan dari kekayaan negara yang dipisahkan Rp 44,6 triliun, PNBP lain Rp 83,7 triliun, dan pendapatan badan layanan umum Rp 43,3 triliun.

Dengan anggaran tersebut, pemerintah dan DPR sepakat defisit Rp 325,9 triliun atau 2,19 persen terhadap produk domestik bruto. Defisit keseimbangan primer tercatat Rp 87,3 triliun.

Penolakan Gerindra tidak berpengaruh terhadap pengesahan APBN 2018.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

5 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

9 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

10 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

10 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

10 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

10 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya