Emil Salim Beberkan Alasan Lulusan IPB Emoh Jadi Petani

Minggu, 22 Oktober 2017 18:23 WIB

Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Prof Emil Salim saat berkunjung di Gedung Tempo, Jakarta, 17 Januari 2017. TEMPO/Nufus Nita Hidayati

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Emil Salim, mengatakan sektor pertanian dan pekerjaan sebagai petani kini tak lagi dilirik karena tidak menarik. Padahal pekerjaan itu sangat penting.

Emil mengatakan salah satu sebabnya adalah pendapatan petani yang tak sebanding dengan ongkos hidupnya. Jika dibandingkan dengan sektor perkebunan saja, misalnya, angkanya jauh lebih rendah.

"Akibatnya banyak orang lari bukan ke produksi pangan, tapi perkebunan, seperti kelapa sawit," katanya saat berdiskusi dalam Forum for Youth Indonesians di Usmar Ismail Hall, Jakarta, Ahad, 22 Oktober 2017.

Pendapatan yang rendah itu membuat anak petani enggan mengikuti jejak orang tuanya. Mereka memilih pergi ke kota hingga terjadi urbanisasi. Emil bahkan menyoroti lulusan Institut Pertanian Bogor, yang banyak memilih bekerja di luar bidang pertanian, salah satunya perbankan.

Siklus tersebut membuat lahan-lahan pertanian kekurangan tenaga pemuda. Di desa, petani didominasi orang tua. Padahal pertanian perlu terus dilestarikan untuk menjaga ketahanan pangan.

Lalu bagaimana membuat anak muda berkontribusi di sektor pertanian? Emil menyatakan kuncinya ada pada teknologi. Kegemaran anak muda memanfaatkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari bisa dijadikan peluang untuk dikembangkan.

"Ada contoh generasi milenial yang menggunakan teknologi sensor untuk mendeteksi kondisi tanah pertanian lewat handphone sampai mendeteksi kondisi ikan di empang," ujar Emil. Dengan pemanfaatan teknologi seperti itu, mereka mampu menaikkan produksi pangan dan perikanan.

Emil menuturkan pendekatan seperti itu bisa menarik banyak pemuda ke sektor pertanian. Pasalnya, peluang di sana terbuka lebar. Dia pun berpesan kepada pemuda untuk terus belajar dan menambah kemampuan di bidang teknologi. "Kembangkan teknologi, cari kesempatan, dan gunakan perasaan," ucapnya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

1 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

4 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

4 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

4 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

6 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

10 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

11 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

11 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

12 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya