Di Jawa Barat Harga Beras Medium Masih Tinggi
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Martha Warta
Kamis, 12 Oktober 2017 06:51 WIB
TEMPO.CO, Bandung -Harga beras medium di pasar tradisional di Kota Bandung merangkak naik. “Harga beras medium naik, sudah hampir menyamai harga beras premium,” kata kata Yosi, 34 tahun pedagang kios beras di Pasar Cihaurgeulis, Kota Bandung pada Tempo, Selasa, 11 Oktober 2017.
Yosi mencontohkan, beras medium jenis IR64, Setra, dan Ramos misalnya naik Rp 1.000 hingga diperdagangkan berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu per kilogramnya. Sementara beras premium kendati juga merangkak naik, tapi tidak setinggi kenaikan harga beras medium. Beras premium diperdagangkan mulai Rp 11 ribu hingga Rp 22 ribu per kilogram bergantung mereknya.
Menurut Yosi, kenaikan harga ini sudah terjadi sedikitnya lebih dari sebulan terakhir. “Penyebabnya kemarau. Beberapa daerah katanya ada yang agal panen,” kata dia. Dirinya sendiri memasok beras dari Sumedang dan Cianjur.
Kendati harga relatif tinggi, Yosi mengaku, penjualannya masih relatif normal. “Penjualan baik-baik saja,” kata dia.
Pedagang beras lainnya di Pasar Cihargeulis, Andri, 33 tahun, mengatakan hal senada. “Beras medium dan yang kualitas rendah yang naik,” kata dia pada Tempo, Selasa, 11 Oktober 2017.
Andri mengatakan, harga beras eceran untuk beras kualitas rendah naik Rp 200 sampai Rp 300 perkilgoram hingga harganya diperdagangkan berkisar Rp 9 ribu hinga Rp 9.500. Sementara harga beras medium sudah dua bulan terakhir ini dijual berkisar Rp 11 ribu hingga Rp 12.500 per kilogram. “Sudah dua bulan ke belakang kenaikannya,” kata dia.
Menurut Andri, penyebab harga naik karena faktor cuaca. “Penyebabnya musim kemarau,” kata dia.
Pantauan harga beras yang dilakukan rutin oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Jawa Barat di 5 pasar tradisional di Kota Bandung mendapati harga beras medium (IR64) bertahan Rp 10 ribu sejak bulan September 2017. Harga beras tersebut seragam di Pasar Baru, Kiaracondong, Sederhana, Andir, serta Kosambi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan, harga beras relatif tidak bergejolak walaupun harga beras medium khususnya masih belum mencapai ketentuan Harga Eceran Tertinggi yang dipatok Menteri Perdagangan. “Secara umum tidak ada gejolak harga beras. Walaupun harga di lapangan belum mencapai HET, harusnya Rp 9.400 per kilogram, tapi sekarang bertahan di Rp 10 ribu,” kata dia saat dihubungi Tempo, Selasa, 11 Oktober 2017.
Dewi mengatakan, harga gabah di penggilingan juga relatif tinggi yakni Rp 5.400 per kilogram. Panen di Jawa Barat juga baru menembus 10-15 persen luas panen yang ada. Dia optimis harga beras akan turun bersamaan dengan memasuki musim panen. “Kalau sudah panen kelihatannya harga akan turun. Kita berharap HET juga akan dicapai, karena seharusnya tidak boleh harganya lebih tinggi dari itu,” kata dia.
Menurut Dewi, reaksi masyarakat saat ini juga relatif masih biasa menghadapi harga beras yang relatif masih tinggi tersebut. “HET sendiri yang diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan dan Peraturan Menteri Pertanian, kelihatannya juga belum tersosialisasi,” kata dia.
Dewi mengatakan, stok beras sendiri relatif aman. “Stok aman. Cadangan beras di Bulog juga gak masalah,” kata dia
AHMAD FIKRI