Pilot Ini Kisahkan Pengalaman 23 Tahun Bersama Boeing 747-400

Senin, 9 Oktober 2017 17:08 WIB

Seorang pilot berfoto bersama pesawat Boeing 747-400 yang tak lagi dioperasikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. di Cengkareng, Banten, 9 Oktober 2017. Pensiun ini, bersamaan dengan berakhirnya operasional penerbangan haji 1438 H tahun 2017. Tempo/Vindr

TEMPO,CO. Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menghentikan operasi tiga pesawat Boeing 747-400 setelah 23 tahun melayani penumpang. Sejumlah pilot pun memberikan penghormatan terakhir.

Kapten Rudy Agustiansyah merupakan salah satu pilot Boeing 747-400. Dia menuturkan perasaan para pilot bergejolak, campur aduk antara sedih, bangga, dan gembira.

"Sedih karena hari ini pesawat yang selama ini kami terbangkan harus beristirahat karena sudah tua," katanya di Cengkareng, Tangerang, Senin, 9 Oktober 2017. Pesawat yang sudah tua itu dinilai tak lagi efisien dan berbiaya tinggi.

Simak: Garuda Indonesia Pensiunkan Boeing 747-400

Namun di sisi lain para pilot bangga pernah menerbangkan pesawat terbesar di eranya. Boeing 747-400 buatan Amerika ini bisa menampung 428 penumpang. Bagian dalamnya terdiri atas 42 kursi kelas eksekutif dan 386 kursi kelas ekonomi dengan AVOD yang hanya tersedia di kelas eksekutif. Pesawat ini dilengkapi empat mesin jet sehingga dijuluki Jumbo Jet.

Meski besar, bentuk dan penampilan pesawat ini anggun. Pesawat ini memiliki winglet yang memberikan efek sayap melebar, tapi tanpa melebihi slot bandara standar. Pesawat ini pun menyandang sebutan Queen of Sky.

Rudy menuturkan para pilot mengaku senang pesawat tersebut terbang untuk waktu lama dengan aman, tanpa kecelakaan fatal. Sepanjang sejarahnya, pesawat ini pernah membawa orang-orang penting. Pada 2000, Boeing 747-400 pernah membawa Presiden Abdurrahman Wahid berkunjung ke Amerika.

Pada 2010, Rudy menuturkan pesawat yang sama juga digunakan untuk menjemput jenazah Ainun Habibie ke Munich, Jerman. Pesawat terbang nonstop sekitar 13 jam. "Saya waktu itu ikut terlibat pemulangan jenazah Ainun Habibie, terbang 27 jam pulang pergi dengan hanya istirahat sekitar dua jam di Munich," ujarnya.

Kini, Boeing 747-400 akan dijual. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Nugraha Mansury masih memproses penjualannya dan enggan menyebut harga jualnya.

Pahala menyatakan tak akan memberi pesawat baru untuk menggantikan Boeing 747-400. Garuda kini menggunakan pesawat berbadan lebar jenis Boeing 777-300ER dan Airbus 330-300/200. "Pesawatnya hemat bahan bakar, hemat biaya, lebih andal, dan lebih nyaman untuk pengguna jasa kami ketika bepergian dengan penerbangan jarak jauh," ucapnya.

Pahala menuturkan kedua pesawat Garuda Indonesia jenis itu sudah cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. "Masih memadai. Bahkan, kalau tahun depan mau meningkatkan, available seat sampai 12 persen," tuturnya.

VINDRY FLORENTIN

Berita terkait

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

7 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

10 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

1 hari lalu

Tips Menghindari Kursi Pesawat Tanpa Jendela Menurut Pakar Penerbangan

Ada cara untuk menghindari kursi pesawat tanpa jendela, namun tidak mudah.

Baca Selengkapnya

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

1 hari lalu

Delay 5 Jam, Penumpang Lion Air SUB-BDJ Desak Kompensasi Rp 300 Ribu

Pesawat Lion Air JT 316 rute Surabaya-Banjarmasin delay selama lima jam karena menunggu kedatangan pesawat Lion Air dari Batam.

Baca Selengkapnya

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

3 hari lalu

Insiden-insiden yang Menggerus Reputasi Boeing

Banyak insiden yang menggerus reputasi Boeing sebagai produsen pesawat terkemuka di dunia, yang terakhir adalah kematian seorang pelapor.

Baca Selengkapnya

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

3 hari lalu

Penumpang Ketahuan Bawa Ular saat akan Naik Pesawat, Disembunyikan di Celana

Keamanan bandara menggunakan Advanced Imaging Technology (AIT) untuk mendeteksi kejanggalan pada penumpang itu sebelum naik pesawat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

4 hari lalu

Lagi, Pembocor Kasus Boeing Mendadak Meninggal Dunia

Seorang pelapor yang menuduh pemasok Boeing mengabaikan cacat produksi 737 MAX telah meninggal dunia

Baca Selengkapnya

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

6 hari lalu

Pendapatan Garuda Indonesia di Kuartal Pertama 2024 Mencapai USD 711,98 Juta

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan pendapatannya di kuartal pertama 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen.

Baca Selengkapnya

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

6 hari lalu

Penumpang Garuda Indonesia Mencapai 5,42 Juta Sepanjang Kuartal Pertama 2024

Jumlah penumpang Garuda Indonesia Group di kuartal pertama 2024 sebanyak 5,42 juta.

Baca Selengkapnya