MTI Jelaskan Penyebab Laba Industri Taksi Semakin Kecil

Jumat, 6 Oktober 2017 14:56 WIB

Ilustrasi taksi Exspress. TEMPO/M. Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit mengatakan margin atau laba industi taksi semakin lama semakin kecil. Ia menduga pendapatan industri taksi seperti Express dan Bluebird turun antara 20 hingga 30 persen.

“Apalagi dengan kondisi peningkatan penggunaan transportasi online daring, itu saya kira cukup punya dampak menggerus pangsa-pangsa taksi tersebut,” kata Danang Parikesit saat dihubungi, Jumat, 6 Oktober 2017.

Simak: Taksi Express Jual Aset dan Kendaraan karena Terlilit Utang

Danang mengkhawatirkan layanan transportasi online beririsan dengan layanan angkutan taksi. Aliansi strategis atau kerjasama yang dibangun antara taksi reguler seperti Express dengan Grab dan Bluebird dengan Gojek merupakan sebuah langkah yang menurut Danang perlu diperhatikan untuk memperbaiki industri taksi.

“Konvergensi antara taksi yang konvensional dengan transportasi layanan online ini kan semakin lama semakin menguat Kalau kita lihat dari sisi saham di market kan cukup volatil, cukup rentan dengan berbagai kebijakan,” kata Danang Parikesit. "Nah ini saya kira titik baliknya akan bergantung pada peraturan Menteri yang baru yang mengganti peraturan Menteri yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung."

Danang melihat Kementerian Perhubungan mempunyai waktu tiga bulan lagi untuk membuat peraturan yang baru, yakni bulan November tahun ini diharapkan semua beleid rampung. “Sehingga dalam waktu satu bulan ini kita dapat melihat market seperti apa,” kata Danang Parikesit.

Advertising
Advertising

Sebelumnya dalam keterbukaan informasi yang dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia, PT Express Transindo Utama Tbk, yang menaungi taksi Express, menyatakan akan menjual aset-asetnya seperti tanah dan ruko. Manajemen taksi Express juga telah memecat ratusan pegawainya. "Tak menutup kemungkinan adanya pemutusan hubungan kerja," demikian pernyataan tertulis TAXI, Rabu, 4 Oktober 2017.

Pemangkasan karyawan dilakukan untuk meningkatkan efektivitas kinerja dan efisiensi biaya. Selain melepas tanah dan ruko, perusahaan berencana menjual 136 unit armada taksi dan satu unit bus. Dari penjualan aset-aset tersebut, dana yang ditargetkan mencapai Rp 2,5 miliar pada periode ini. Pada periode berikutnya, dananya ditargetkan naik menjadi Rp 3,5 miliar.

Dana dari hasil penjualan aset taksi Express akan digunakan untuk membayar utang dan menunjang kegiatan operasional perusahaan. Hal itu dilakukan akibat anjloknya pendapatan perusahaan. Sepanjang Juni 2017, perusahaan hanya membukukan pendapatan Rp 158,73 miliar. Angka ini jauh lebih kecil dibanding pendapatan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 374,06 miliar.

HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

2 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

2 hari lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

2 hari lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

5 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

8 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

13 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

18 hari lalu

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.

Baca Selengkapnya

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

18 hari lalu

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

Setelah Lebaran 2024, gelombang arus balik memulai perjalanan banyak orang kembali ke perantauan

Baca Selengkapnya

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

19 hari lalu

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberangkatkan peserta arus balik gratis Lebaran 2024 dengan 160 bus.

Baca Selengkapnya