TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan proposal Jepang soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung paling baik. Hari ini utusan Jepang, Hiroto Izumi, menemui Presiden Joko Widodo. "Mereka datang dengan proposal yang cukup teknis, jauh lebih baik daripada proposal-proposal yang kita terima sebelumnya," ujar Sofyan di Istana Negara, Jumat, 10 Juli 2015.
Sofyan mengatakan pemerintah akan melakukan evaluasi yang adil berdasarkan kepantasan. Sehingga, nanti pemenangnnya telah berdasarkan hasil evaluasi yang matang. Selain Jepang, pemerintah juga masih menunggu penawaran dari Tiongkok untuk bekerja sama mengerjakan proyek ini.
Investor Jepang sebelumnya telah melakukan studi kelayakan proyek rel kereta api cepat serupa "Shinkansen". Mereka mengusulkan agar pemerintah Indonesia membentuk BUMN khusus operator moda transportasi mutakhir tersebut.
Di Jakarta, Shinkansen akan bermula di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat dengan rel kereta api yang dibangun di bawah tanah. Dengan kereta api ini, waktu tempuh Jakarta-Bandung hanya 34 menit, dan Jakarta-Surabaya 2,5 jam.
Rencananya rute kereta api cepat ini akan melewati Cirebon juga agar sarana perhubungan dapat terintegrasi dengan Bandara Kertajati yang sedang dibangun di Majalengka.
Total investasi yang dibutuhkan untuk proyek ini, dari studi kelayakan Jepang, sebesar Rp60 triliun. Dari skema yang ditawarkan Jepang, pemerintah juga diminta menanggung investasi sebesar 16 persen, selain BUMN pelaksana kereta api cepat sebesar 74 persen dan swasta 10 persen.
TIKA PRIMANDARI